Buku ke 5 tahun ini dalam resolusi 2019 membaca lagi. Yang ke 5 tetapi menjadi yang pertama aku tulis reviewnya karena moodnya sekarang menulis ini.
Sebuah novel terjemahan yang sudah berulangkali diadaptasi menjadi sebuah tontonan dalam berbagai versi dan yang pastinya yang paling melekat di ingatan adalah animasi Walt Disney karena sudah bolak balik diputar di televisi. Cerita ini ditulis tahun 1740 oleh Madame de Villeneuve.
Novel terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama The Beauty menceritakan kisah bagaimana awal Belle, Putri yang cantik bisa berada di istana The Beast si Buruk Rupa. Diawali dari cerita keluarga Belle yang jatuh miskin. Di tengah kegalauan kakak-kakaknya yang tidak siap menjadi miskin, Belle muncul menjadi pribadi yang baik budi dan selalu optimis menjalani kehidupan. Pada awalnya Putri Belle juga berduka tapi akhirnya dia memutuskan untuk bangkit dan berpikir,
“Tidakkah lebih baik aku berusaha kembali gembira dan menghadapi kenyataan, melupakan orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan teman-teman yang tidak bisa diandalkan pada saat kesukaran?” (Hal. 13).
Cerita pun bergulir sampai akhirnya bercerita bagaimana sang Saudagar ayah Belle memetik mawar di istana The Beast yang mengakibatkan The Beast marah dan mewajibkan sang Saudagar membawa salah satu putrinya kalau ingin selamat.
Tentu saja tidak ada seorangpun kakak Belle yang bersedia dibawa ke istana The Beast kecuali Belle yang sangat mengasihi ayahnya terlebih dia juga merasa bersalah karena ayahnya memetik mawar di istana The Beast adalah untuk memenuhi permintaannya. Sang Saudagar pun sebenarnya merasa sangat berat melepas Belle tetapi Belle meyakinkan ayahnya.
” Jika aku pergi menemui Beast yang mengerikan itu,” jawab Belle secara hati-hati, “dengan harapan memperoleh kebahagiaan, mungkin aku akan goyah ketika melihatnya. Namun karena aku sudah menyiapkan diri untuk menemui kematian dan yakin aku tak bisa menghindarinya, maka tak ada bedanya bagiku apakah mahluk yang akan membinasakanku itu menarik atau mengerikan.” (Hal.47).
Dan Belle pun akhirnya tinggal di istana The Beast dan akhirnya happy ending dengan pernikahan seperti yang kita tonton di film.
Bagian dua buku ini adalah The Beast yang berisi berbagai cerita yang menjelaskan latar belakang Beast dan Belle serta perseteruan para peri yang sangat besar andilnya dalam kisah Beauty and The Beast ini.
Dan seperti kisah dongeng lainnya, kisah ini pun memberi cerita moral di dalamnya, antara lain:
1. Kebaikan hati Belle yang tetap baik walaupun kakak-kakaknya selalu cemburu kepadanya.
2. Belle yang mengerti kesusahan orangtua dan tidak mau menyusahkan ayahnya dengan permintaan yang memberatkan. Disaat yang lain meminta baju segala macam tapi Belle hanya meminta oleh-oleh setangkai mawar dari ayahnya.
3. Belle yang tidak mau larut dalam kesusahan karena kondisi mereka yang sudah miskin. Belle memilih untuk tetap gembira dan menghadapi kenyataan.
4. Belle yang sayang kepada orang tua dan mau berkorban untuk ayahnya. Anak yang berbakti kepada orangtuanya.
5. Rupa yang tampan memang membuat jatuh cinta tapi rasa terima kasih bisa mengalahkan rupa. Dan Belle adalah orang yang tahu berterima kasih.
6. Jangan menilai dengan mata tetapi turutilah dorongan hati.
7. Dan akhirnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan walaupun kita tidak tahu kapan waktu yang tepat.
Walaupun cerita ini adalah dongeng tetapi termasuk bacaan yang asyik juga untuk orang dewasa. Bahkan menurutku kalau untuk anak-anak ini masih termasuk berat, cocoknya untuk usia remaja ke atas.
Judul Buku : Beauty and The Beast
Judul Asli : La Belle et La Bete
Penulis : Madame de Villeneuve
Penerjemah : Andityas Prabantoro
Penerbit : Qanita Penerbit
Tahun Terbit : Cetakan 1, Februari 2017
Jumlah Halaman : 244 halaman
-Gassmom-
Pematangsiantar, 300319
Ps. Belajar membuat review buku😊