Kategori
Daily Stories pengalaman

Voucher Grab dari Google Local Guide

Terkadang bukan harga yang membuat sesuatu itu menarik, namun ada hal-hal lain yang bahkan jauh dari sekedar harga. Kira-kira begitulah mungkin dengan kami-kami yang sangat excited bila membaca pos teman-teman yang memperoleh sesuatu dari Google Local Guide.

Iklan
Kategori
pengalaman

Kelas Kepenulisan Absolute Writing 2020

Biasanya akhir tahun disibukkan dengan menghadiri Natal demi Natal. Namun berhubung masih suasana waspada Covid, tahun ini kegiatan itu tidak ada yang aku ikuti kecuali virtual.

Kategori
pengalaman Renungan

Harus Instrospeksi Diri Lagi

Setiap manusia sepertinya mempunyai kecenderungan yang sama. Bisa memberi nasehat kepada orang lain tapi bukan untuk diri sendiri. Bisa membaca gestur tubuh yang tidak wajar dari orang lain tetapi nyatanya mengabaikan pertanda dari diri sendiri.

Kategori
pengalaman story of my life

Aku Memilih Abu-Abu

“Tidak bisa begitu Kak. Kakak harus membuat pilihan. Kalau kakak begini, itu abu-abu namanya.” desaknya sambil menyodorkan kertas yang sudah penuh tanda tangan itu ke hadapanku.

“Oh, ya?” ujarku dan berlalu masuk ke ruang perawatan. Beruntung bagiku, bed side monitor seorang pasien memberi tanda alarm jadi ada alasan meninggalkan sang aktivis dan melanjutkan pelayananku sesuai bidangku di keperawatan.

Kejadian tersebut sudah lama berlalu, lebih kurang 3 tahun yang lalu kalau tidak salah. Dan akhirnya aku tidak pernah menandatangani surat pernyataan tersebut. Surat yang berisi lebih separuh tanda tangan pegawai yang mengajukan supaya direktur saat itu harus mundur karena dianggap tidak memberikan kesejahteraan dan kemajuan.

Surat itu diikuti dengan rapat demi rapat dan diikuti dengan demo demi demo. Dan tak ada satupun yang kuikuti. Aku datang seperti biasa menunaikan kewajiban sesuai tupoksi dan mengabaikan kegiatan demi kegiatan tersebut. Cibiran memang ada tapi aku sudah menanamkan prinsip kalau aku tidak akan ikut-ikutan dan tidak akan pro kepada satu pihak pun. Aku sudah cukup belajar dari pengalaman saat rumah sakit tempat suami mengabdi mengalami hal serupa. Pecah menjadi dua kubu karena perseteruan antar pemegang saham. Dan akhirnya ada menang ada kalah dan ada yang dirugikan. Karena mereka swasta, resiko lebih berat dan mengakibatkan kubu yang kalah harus resign.

Kalau di tempatku mungkin tidak akan terjadi hal seperti itu karena instansi pemerintahan. Tapi walaupun begitu aku tetap dengan tekadku untuk tidak pro kepada satu pihak. Walaupun katanya itu adalah suara para pegawai yang merasa kesejahteraannya terabaikan tetapi tidak membuatku harus langsung kontra kepada sang pemimpin. Bagaimanapun, sudah banyak yang beliau perbuat untuk kemajuan Rumah Sakit, bukan setahun dua tahun tetapi 10 tahun. Beliau mengangkat instansi tersebut dari keterpurukan. Dan bila ternyata pada tahun ke 10 terjadi hal seperti itu, haruskah langsung kontra dan melupakan semua kebaikan yang telah diperbuat?

Sampai akhirnya perjuangan mereka membuahkan hasil walaupun sang pemimpin bukan mundur atau diturunkan malah mendapat promosi yang lebih tinggi bahkan ke jenjang provinsi.

Pemimpin pun kosong dan harus ada pelantikan. Dan jadilah sesuai kehendak para aktivis, kabinet pun berganti. Pimpinan dan jajarannya dipegang oleh para aktivis.

**

“Beruntung dirimu sudah tidak di sana lagi. Jauhlah … bla bla bla … ” dan banyak cerita lagi yang disampaikan temanku waktu kami ketemu dua hari yang lalu.

Sebenarnya miris dan sedih mendengarnya. Tapi yah, begitulah. Banyak hal yang bisa dipelajari dalam kasus ini, salah satunya adalah “orang yang banyak protes dengan kebijakan dan kinerja manajemen dan memaparkan teori demi teori yang harusnya begini begitu tetapi saat berada di posisi yang sama belum tentu bisa lebih bagus atau paling tidak menyamai bahkan bisa jadi semakin memburuk.”

Gassmom-
Pematangsiantar, 010619

Kategori
pengalaman

Terpaksa Dihapus

Setelah seminggu absen memberi warna pada blog receh ini, akhirnya tadi malam aku berniat menulis sesuatu. Aku pun memulai dari melanjutkan sebuah draft untuk sebuah award.

Bila pada tulisan serupa yang lainnya aku memutuskan tidak menominasikan kepada siapapun, maka tadi malam aku berniat mulai menyeret link beberapa teman untuk mendapat nominasi.

Setelah selesai, akupun memposting tulisan tersebut. Namun ada yang aneh karena entah bagaimana pada tampilan blog dan reader tidak seperti biasa. Tulisan menjadi terbagi dua dan tumpang tindih. Sampai berkali-kali aku revisi tetapi tetap seperti itu. Terus terang aku bingung karena baru kali ini menemukan hal seperti itu.

Berhubung sudah dinihari, jam sudah menunjukkan pukul 01. 30 WIB maka akupun memutuskan membiarkan saja dengan sebuah pemikiran siapa tahu itu pengaruh jaringan atau sistem sedang ada masalah.

Tadi pagi begitu bangun tidur, aku cek ulang. Ternyata sudah ada like dan coment. Tetapi coment dari Layang Seta mengatakan bahwa tidak ada tulisan. Aku pun cek ulang melalui pemberitahuan coment dan like. Benar saja, memang yang terlihat hanya judul tanpa satu tulisan pun di bawahnya. Cek kembali ke tampilan blog, ternyata masih seperti tampilan tadi malam.

Karena penasaran, aku searching dengan kata pencarian “mengapa tulisan tidak terlihat” tetapi jawaban yang kutemukan hanya sebatas selera dan isi tulisan yang membuat orang tidak tertarik membaca tulisan kita.

Sampai akhirnya pencarianku berlabuh kepada hal yang membuat blog dihapus dan dibanned. Di sana ada dikatakan salah satu penyebab adalah karena dianggap sebagai aktifitas spam berhubungan dengan backlink. Bisa jadi tidak langsung dibanned tetapi tampilan menjadi berubah dan tidak seperti biasa.

Sampai saat ini aku memang belum bisa menyimpulkan kenapa kejadian tadi malam bisa terjadi. Tapi aku berpikir bisa jadi karena tulisan tersebut menyertakan link yang jauh lebih banyak dari yang sebelumnya bahkan tidak pernah seperti itu.

Walaupun belum bisa menyimpulkan tetapi akhirnya aku putuskan untuk menghapus saja tulisan tadi malam.

O, iya menurut teman-teman itu kenapa ya?

-Gassmom-
Pematangsiantar, 110519

Kategori
Pematangsiantar pengalaman tulisan Bebas

Lebih Enak Bekerja Dengan Batak atau Tionghoa?

Ini sebenarnya cerita beberapa tahun lalu. Waktu itu aku ketinggalan angkot yang lewat dari kompleks dan terpaksa ambil jalan pintas menyeberang ke jalan besar di belakang kompleks. Kalau dari sana pasti banyak angkot, walaupun mungkin penuh penumpang tapi masih bisa menyelipkan separuh badan karena aku juga tak terlalu besar bahkan masih masuk kategori ideal (what? He he he … maafkan kalau emak-emak memang kadang suka ngawur🤭)

Kategori
nostalgia pengalaman story of my life Tulisan Ngawur

Belum Ada Judul (Sebuah Catatan Tahun 2012)

Akhir-akhir ini rasanya malas untuk berselancar di medsos, hanya sesekali itupun sekedar membuka kenangan yang ditampilkan, mengulik memori dan nostalgia bahwa ternyata aku pernah begitu dan begini. Bahkan untuk sekedar membuat status singkat pun rasanya enggan.

Tadi siang tak sengaja membaca sebuah blog dari https://finafindows.wordpress.com/ yang berjudul Karya Tulis Ilmiah. Tulisan tersebut mengingatkanku bahwa aku pernah punya niat seperti itu pada tahun 2012. Entah bagaimana ide itu muncul di tengah kegalauan menentukan judul skripsi. Banyak yang mendukung tetapi akhirnya tak jadi karena aku malas ribet dan malas mencari referensi. Hmm, dasar aku memang pemalas ya, buktinya di tulisan ini saja sudah beberapa kali aku menuliskan kata tersebut.

Tulisan tersebut pun memaksaku membongkar akun medsosku dan mencari catatan tersebut. Ketemu dan … taraaa, aku pun terpesona dengan penulisanku yang alay dan lebay. Padahal saat itu aku sudah emak-emak beranak dua yang tak sengaja berstatus mahasiswi. Ha ha ha, mau tak mau aku pun tertawa membaca tulisan itu. Secara makna dan isi menurutku dapat dimengerti. Hanya penulisan itu…yah, tetapi sungguh berterima kasih kepada Facebook karena kenangan itu tersimpan rapi di sana.

Niat awal tulisan itu aku copy dan paste di blog ini tetapi ternyata tulisan tahun 2012 belum dilengkapi fitur salin. Jadilah aku mengandalkan screenshot. Dan inilah screenshot tulisan itu.😀

Gassmom-
Pematangsiantar, 300419

Kategori
pengalaman

Netral

Menahan diri untuk menjadi netral dalam gonjang ganjing Pemilu menurutku tidak terlalu susah.

Berada dalam profesi yang (katanya) harus netral sudah dengan sendirinya membuat aku mampu menahan diri untuk tidak terjebak dalam satu kubu. Bagiku pilihanku bagimu pilihanmu, saling menghormati.

Satu lagi langkah untuk netral yang paling ampuh menurutku adalah menutup mata untuk segala pemberitaan di media sosial. Saat ini bisa dihitung hanya berapa kali aku membuka medsos dan itu membuat tidak terlalu ambil pusing lagi dengan segala pemberitaan, serangan dan hoax yang berseliweran di beranda.

Semua itu terbukti membuatku tidak terlalu terpengaruh dengan situasi yang kian memanas.

Netral, mengatakannya gampang tapi melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari benar-benar sulit menurutku. Lebih sulit daripada memutuskan untuk netral dalam politik.

Menurutku hal yang paling sulit adalah dalam dunia kerja. Apalagi kalau posisi kita berada di tengah. Masih ada di atas tapi masih ada juga di bawah. Yang di atas menuntut supaya yang di bawah harus bekerja maksimal. Sementara yang di bawah tidak ingin terlalu diintervensi karena menurut status mereka adalah rekrutan dari pusat dan bertanggung jawab ke pusat.

Posisi yang persis seperti mediator yang harus siap terjepit membuat benar-benar susah untuk netral. Harus benar-benar mendengar, menyiapkan telinga dan hati mendengar, harus mampu menahan bibir untuk berkata-kata, harus bisa memilah apa yang harus disampaikan kemana, harus siap diserang dari dua kubu.

Entahlah, rasanya sulit tapi mudah-mudahan selalu diberi hikmat, supaya tetap bertahan untuk netral.

Gassmom-
Pematangsiantar, 120419

Kategori
pengalaman

Nama Yang Terlewatkan

“ULP kita sudah masuk khan?”

“Belum tahu lho Bu, kebetulan pulsaku tidak ada hanya paket data. Jadi SMS Banking tidak bisa masuk.”

“Oh, punyaku sudah masuk koq, berarti punyamu juga sudah itu. Ayo kita tanda tangani lembaran tanda terima yok.”

Kami pun menuju ruang bendahara untuk menandatangani berkas tanda terima ULP. Temanku sudah selesai dan giliranku pun tiba. Tetapi namaku koq tidak ada. Ku ulang membaca lagi lebih hati-hati tetapi tidak ada juga.

“Lho Kak, namaku tidak ada lho.” ujarku kepada petugas di sana.

“Ah masa? Mana mungkin tak ada?” sahutnya sambil membaca juga. “Eh, memang tidak ada ya? Kenapa bisa? Bentar ya kak aku tanya temanku yang mengerjakan ini. Tunggu sebentar ya.” Dan dia pun bergegas menemui temannya.

Tak berapa lama dia datang kembali dan berkata, “Kak, maaf. Memang ada kesalahan. Nama kakak terlewatkan sewaktu in put data. Seharusnya kakak nomor 18 ternyata terlewati. Jadi dari 17 langsung ke 19. Tapi akan segera kami ajukan koq Kak. Biarlah nama kakak kami ajukan sendiri karena ini memang kesalahan saat in put data.”

“Tetapi pasti masuk nanti kan? Uangnya nggak hilang kan?”

“Uangnya nggak hilang Kak. Hanya kakak jadi terlambat menerimanya. Itu saja?”

“Oke deh kalau begitu. Nggak apa-apa.”

Dan kami pun meninggalkan kantor bendahara bersama temanku.

“Kamu kenapa nggak marah tadi padahal mereka sudah melakukan kesalahan dan akibatnya uangmu tidak masuk rekening?” tanya temanku.

“Ah, ngapain juga marah Bu. Yang penting mereka sudah memastikan bahwa uangnya tidak hilang dan pasti akan masuk nanti. Lagipula kalau aku marah-marah juga nggak ada gunanya kan? Toh keadaan tidak berubah.” ujarku sok kalem menjawab pertanyaan temanku.

“He he he, iya juga sih.” jawab temanku.

Sekelumit kejadian pada hari ini. Tetapi ada juga pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut. Antara lain:

1. SMS Banking perlu karena saat ini semua transaksi sudah sistem non tunai.

2. Punya SMS Banking tidak ada gunanya kalau pulsa tidak mencukupi karena pemberitahuan tidak akan masuk.

3. Walaupun semua sudah sistem transfer tetapi tetaplah perduli dan jeli dengan laporan bukti nyata. Karena human error bisa saja terjadi.

4. Marah tidak ada gunanya karena hanya akan memperkeruh suasana bukan mengatasi masalah dan marah juga tidak bisa mengubah keadaan yang sudah sempat terjadi.

-Gassmom-
Pematangsiantar, 0319

ps. ULP: Uang Lauk Pauk

Kategori
pengalaman tips

Jangan Duduk Di Kursi Plastik

Pelajaran hari ini, jangan duduk di kursi plastik.

Jadi, ceritanya hari ini instansi tempatku bekerja mengadakan acara syukuran kebersamaan akhir tahun. Dengan tema dari kami, oleh kami dan untuk kami. Acara potong daging, makan bersama dan hiburan.

Diawali dengan potong kerbau kemudian dilanjutkan dengan acara masak. Semua berlangsung lancar tanpa ada gangguan berarti.

Sampai tiba-tiba kami dikejutkan oleh jeritan dari bagian masak daging. Kami pun bergegas kesana. Dan ternyata pemandangan di depan mata sangat memprihatinkan. Satu kuali besar penuh daging telah tergeletak miring dengan potongan daging dan kuah santan berhamburan di sekitarnya dan tabung gas kecil yang sudah terbalik. Di sampingnya berdiri tegang setengah syok ibu yang bertugas memasak daging tersebut.

Lewat temannya kami dapat cerita, kalau kuali itu tersenggol oleh ibu yang memasak tersebut. Jadi sambil mengaduk daging, ibu tersebut duduk di kursi plastik di sebelah tungku masak. Kebetulan body ibu tersebut lumayan besar. Entah bagaimana sewaktu mengaduk daging, kursi plastik yang diduduki ibu itu tiba-tiba seperti bengkok dan tidak sanggup menopang tubuh ibu tersebut. Ibu itu berusaha mempertahankan keseimbangan dan menyenggol kuali.

Jadi intinya, kalau sedang memasak dalam posisi begitu tak usahlah duduk di kursi plastik. Karena kita tidak tahu bagaimana kekuatan kursi tersebut.

Masih beruntung ibu tadi hanya menyenggol kuali dan isi kuali tumpah ke arah berlawanan. Bagaimana kian kalau ternyata ibu tersebut tidak bisa mempertahankan posisi dan malah terjerembab ke kuali? Hiii, tak sanggup membayangkannya, semoga dijauhkan dari hal demikian.

-Gassmom-
Pematangsiantar, 281218