Ini adalah secuil cerita dari perjalanan menuju Cagar Alam Kawah Putih Tinggi Raja. Sebenarnya ada rute yang lebih dekat menuju tempat yang akan kami kunjungi. Namun suara terbanyak memilih agar kami lewat dari rute yang jauh.
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 WITA ketika kami tiba di Denpasar. Urusan eHAC, menunggu bagasi dan mengurus laporan ponselku yang tercecer di Bandara Soetta membuat waktu lumayan tersita lebih kurang setengah jam, sebelum akhirnya kami beranjak menuju tempat penjemputan.
Setiap orang pastilah mengharapkan segala sesuatunya berjalan lancar. Hal ini juga menjadi harapan bila melakukan sebuah perjalanan. Akan tetapi ada saatnya, harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Pada umumnya, setiap suku maupun agama memiliki sebuah tempat yang disucikan untuk menjadi tujuan ziarah, demikian juga halnya dengan etnis Batak. Etnis Batak memiliki banyak marga dan meyakini bahwa leluhur mereka berasal dari Pulau Samosir. Itulah sebabnya di Pulau Samosir banyak ditemukan tugu. Hampir setiap marga memiliki tugu masing-masing. Dipercaya sebagai tugu leluhur dan menjadi tujuan ziarah bagi marga tersebut. Melakukan ziarah ke tugu leluhur merupakan kerinduan tersendiri bagi keturunan marga, termasuk marga Sinaga.
Kemarin aku menulis tentang ide menulis harian yang bersumber dari blog Ikatan Kata. Mirisnya, sudah 13 hari berlalu namun aku sendiri belum menulis satu ide pun dari sana. Bahkan bisa dibilang, sepekan ini tidak ada menulis. Yah, dan begitulah si pemberi saran juga belum tentu melakukan apa yang dia sarankan.
Senin, 11 Maret 2019 adalah giliran Pemerintah Kota Pematangsiantar mengadakan Pagelaran Malam Kesenian di PRSU 2019. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2019 adalah pameran tahunan terbesar dan paling meriah di Sumatera Utara, yang gelar pada tanggal 8 Maret – 8 April 2019 di di Area PRSU Jl.Gatot Subroto Medan. Acara tahunan kebanggaan masyarakat Sumatera Utara ini merupakan perayaan yang ke-48 sejak tahun 1972.
Jadi, berhubung pada hari Senin tersebut Kota Pematangsiantar yang punya acara maka semua OPD yang ada di Pematangsiantar mengirim utusan untuk meramaikan termasuk dari instansi kami.
Kami berangkat langsung dari Pematangsiantar. Sebenarnya pagelaran dimulai pukul 20.00 WIB tetapi kami tiba lebih cepat supaya dapat melihat-lihat dulu.
Kami tiba pkl 17.00 WIB, foto-foto dulu di depan gedung Pusat Promosi Dagang dan UKM kemudian kami masuk ke area PRSU. Harga tiket masuk hari biasa adalah Rp. 20.000,- sementara kalau hari Libur dan Minggu harga tiket Rp. 25.000,- Tetapi kalau kita utusan daerah bisa bebas masuk dengan syarat menunjukkan surat undangan yang ditujukan ke instansi masing-masing.
Begitu tiba, berfoto dulu 😁
Stand BKKBN
Stand Pematangsiantar
Kamipun langsung mengunjungi stand BKKBN dan Pemko Pematangsiantar, kebetulan stand tersebut tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Setiap kabupaten-kota memilik stand masing-masing yang memamerkan produk ciri khas masing-masing yang bisa dibeli oleh pengunjung. Di stand Pemko Pematangsiantar ada ulos dan dipamerkan juga mesin tenunnya dan cara bertenun. Ada juga Roti Ganda sebagai oleh-oleh melegenda dari Pematangsiantar. Di halaman stand juga terparkir Becak BSA ikon Kota Pematangsiantar.
Stand Kabupaten Simalungun terletak tidak jauh dari stand Pematangsiantar. Kedua stand ini memiliki kesamaan, sama-sama memajang manekin berbusana Simalungun hanya warna busana berbeda. Selain ulos dan kerajinan lain, stand Kabupaten Simalungun juga memamerkan hasil pertanian seperti kol, labu, nenas dan lainnya.
Stand Pemko Pematangsiantar
Lumayan puas juga menyaksikan pameran stand demi stand sampai akhirnya pukul 20.00 WIB Pagelaran Malam Kesenian Pemerintah Kota Pematangsiantar dimulai.
Diawali dengan Tortor Somba kemudian video tentang Kota Pematangsiantar, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, doa, kata sambutan dari Bapak Rahmad Syah dan Walikota yang diwakili oleh Bapak Sekda. Selanjutnya pagelaran tarian dan lagu yang sangat menarik pun berlangsung. Hujan yang turun pun tidak mengurangi meriah acara Pagelaran kesenian tersebut.
Pagelaran Malam Kesenian Pemko Pematangsiantar
Tetapi berhubung kami harus pulang malam itu juga jadi kami tidak bisa menyaksikan pagelaran sampai selesai. Dengan terpaksa kami pun meninggalkan tempat tersebut dan kembali ke Pematangsiantar. Tetapi walaupun tidak sampai tuntas kami lumayan puas menyaksikan pagelaran tersebut.
O, iya kemarin sempat juga membuat video suasana PRSU 2019, suasana stand juga sebagian Pagelaran Malam Kesenian Kota Pematangsiantar. Boleh diklik pada video di bawah.
Sebenarnya Pagoda Lumbini bukan tujuan pertama tetapi mengingat tujuan pertama mungkin akan menyita banyak waktu jadi kami memilih Pagoda Lumbini sebagai tujuan pertama.
Ini menjadi rute terakhir perjalanan kami kali ini. Hanya sedikit yang bisa kami jalani akibat tidak bisa memanage waktu sewaktu di Taman Alam Lumbini, keasyikan berfoto ria.
Sebenarnya mandi-mandi adalah rute terakhir kami dalam perjalanan kali ini. Namun karena menurut supir itu adalah rute terdekat dari persinggahan kami sebelumnya yaitu Taman Alam Lumbini, jadilah kami ke Pemandian air panas Sidebuk-Debuk terlebih dahulu.