Beberapa waktu yang lalu, aku pernah menulis tentang apa itu generasi sandwich. Alasan menulis karena aku berencana turut serta dalam proyek antologi dengan tema generasi sandwich, di mana Ibu Belinda Gunawan turut juga di dalamnya. Bahkan ternyata ide dengan tema ini berasal dari beliau.
Salah satu hal yang ingin aku lakukan adalah menulis sebuah kisah tentang Natal. Aku pernah merasa “sedikit iri” dengan mereka yang bergabung dalam satu antologi Natal. Saat itu, aku belum tahu apapun terkait nulis bareng dan hal sejenisnya.
Buku “Tangan-Tangan yang Berbagi” -Antologi Keajaiban Sedekah-
Keajaiban sedekah menjadi tema antologi kali ini. Ada 22 kontributor yang berpartisipasi dalam buku ini, termasuk aku sendiri. Cerpen milikku berjudul “Berkat Bertubi-tubi”, sebuah faksi (fakta fiksi) dengan setting Kota Tebingtinggi tahun 2000.
Pentigraf adalah cerpen tiga paragraf. Tidak boleh kurang tidak boleh lebih, harus tiga paragraf. Pentigraf ini digagas oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, seorang sastrawan sekaligus dosen. Walaupun hanya terdiri dari tiga paragraf, pentigraf ini merupakan satu cerita yang utuh dan tidak bersambung. Jadi dalam satu pentigraf sudah ditemukan permulaan cerita semacam pengenalan tokoh maupun konflik. Kemudian pada paragraf kedua boleh dimasukkan unsur argumen dan pada paragraf ketiga adalah penutup dengan memunculkan resolusi dan diusahakan memasukkan twist untuk memberikan kejutan kepada pembaca.
Hidup akan indah pada waktunya. Itulah harapan setiap orang yang mengalami kesulitan. Bagi yang sedang sakit atau sedang merawat orang sakit, kesembuhan adalah harapan terindahnya. Masa-masa pe-de-ke-te bagi remaja yang sedang jatuh cinta, harapannya mungkin akan menjadi panjang, seperti cinta yang terbalas, lalu meningkat ke hubungan yang lebih serius, sampai akhirnya tumbuh harapan-harapan lain yang membuat sang pemilik cinta terus berjuang demi menggapai harapannya. Apalagi yang diinginkan seorang ibu ketika pasangan hidupnya telah tiada, sementara sang putri tunggal punya keinginan yang berbeda. Berdoa dan berusaha agar sang putri mengerti bahwa keinginannya cuma satu, yaitu tinggal bersama di rumah yang memiliki kenangan indah dengan orang terkasih yang kini telah tiada.
Pernahkah kalian mengalami cinta mati dengan seseorang sampai sangat yakin bahwa dialah jodoh kita, tetapi kemudian putus di tengah jalan? Atau mungkin pernahkah kalian melihat seseorang yang dipersatukan Allah dalam ikatan perkawinan, padahal sebelumnya tidak saling kenal? Begitulah takdir cinta. Kita tidak pernah tahu di mana ia akan berlabuh ….
Tidak bisa dipungkiri, pandemi covid 19 memberikan guncangan bagi negara-negara di dunia. Bukan hanya Indonesia, bahkan negara maju sekalipun mengalami dampak dari segi ekonomi maupun stabilitas.
Relationship adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, yang tidak selalu mulus. Hubungan antar kekasih, pasangan suami istri, orang tua dan anak, keluarga besar, sahabat, tetangga, atasan-bawahan, dan lain-lain, pada suatu waktu dan karena suatu sebab bisa mengalami pergesekan. Konflik pun terjadi. Bagaimana mereka menanggapinya? Apakah dibiarkan berlarut-larut atau diupayakan mengurainya?
“Antara ada dan tiada, begitulah keberadaan makhluk-makhluk ini. Sama juga dengan beraneka kisah urban Legend yang kerap dianggap mitos. Nyatanya percaya tidak percaya, mereka ada dan bahkan mitos itu dialami oleh kita juga.”