Kategori
Surat

Surat Untuk Dia Yang Menyakiti Hatiku (Letter-11)

Hai,

Apa kabarmu di sana? Kuharap semua baik-baik saja seperti aku juga baik-baik di sini.

Lama sudah kita tak bersua sejak sesuatu terjadi di antara kita. Kemarin aku mendengar cerita tentangmu dari seseorang yang mengatakan bahwa sekarang kamu menyesal pernah melakukan sesuatu yang telah menyakiti hatiku. Beliau mengatakan bahwa sekarang dirimu dirundung penyesalan dan mengaitkan hal itu dengan kehidupanmu sekarang. Dan kamu sangat ingin menemui aku untuk meminta maaf.

Hai, kamu yang dahulu pernah menjadi sahabat terbaikku namun kamu juga yang telah menyakiti hati ini. Maafkan aku karena lancang menuliskan surat ini kepadamu dan menitipkan kepada beliau yang telah menyampaikan perihal dirimu kepadaku.

Aku merasa sangat perlu menuliskan surat ini kepadamu. Aku merasa sangat perlu menuliskan apa isi hatiku kepadamu.

Ketahuilah, aku memang dulu pernah merasa tersakiti dengan apa yang kamu dan dia lakukan terhadapku. Bahkan aku nyaris frustasi karena tak habis pikir bagaimana sahabat terbaikku melakukan itu kepadaku.

Ya, itu pernah kualami.

Tapi, semua itu sudah berhasil kulewati. Aku yang sekarang bukan aku yang dahulu.

Jamahan kasih Tuhan telah mengangkatku dari keterpurukan. Tangan Tuhan telah memberiku kekuatan dan suatu pemahaman bahwa semua memang harus terjadi. Semua memang harus begitu adanya. Bahwa aku diizinkan mengalami badai dalam hidupku tetapi itu bukan berarti aku harus lenyap dalam badai itu. Malah sebaliknya aku harus semakin kuat bertahan supaya aku dapat selamat dari badai.

Dan kamu tahu, aku berhasil keluar dari badai itu. Bahkan dengan hati yang semakin kuat karena sudah dipulihkan. Aku bahkan sudah mampu mengatakan bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku semua baik adanya. Semua yang terjadi ada dalam rencana Tuhan untuk mendatangkan kebaikan. Aku percaya itu. Dan aku juga percaya bahwa apa yang pernah kamu lakukan dulu juga diizinkan terjadi untuk sebuah rancangan Tuhan yang lebih baik dalam hidupku.

Dan ketahuilah, aku sudah memaafkan dirimu. Sudah lama sekali aku memaafkanmu. Bahkan saat ini aku berterima kasih untuk apa yang telah terjadi dahulu. Karena kalau itu mungkin tidak terjadi belum tentu aku bisa seperti hari ini.

Jadi tak perlu gusar dengan apa yang pernah terjadi dahulu.
Percayalah, aku tidak pernah menyimpan dendam bahkan kutuk karena itu bukan sifat seorang anak Tuhan. Karena Tuhan menyuruh kita mengampuni dan mengasihi bahkan orang yang bersalah kepada kita pun harus kita kasihi.

Dan kamu tahu, aku juga mengasihimu. Suatu hari nanti aku rindu untuk dapat bertemu kembali denganmu. Bercerita seperti dahulu.

Sekianlah dahulu surat ini.

Tuhan memberkatimu demikian juga keluargamu.

Syalom.

-Gassmom-
Pematangsiantar, 250219

Ps.
Satu-satunya surat yang mengandung unsur fiksi dan imajinasi karena sebenarnya aku tak tahu siapa yang menyakiti hatiku dan harus kukirim surat.
Tetapi, ketika membaca tema ini, sebaris ide muncul di benak ini dan jadilah surat ini.
Jadi kisah yang terbesit di surat hanya ada dalam khayalku bukan dunia nyata. Namun, walaupun begitu seandainya suatu saat ada yang menyakiti hatiku pasti aku akan memaafkan dan mengampuni tanpa harus diminta.
Tulisan ini sebagai tulisan ke-11 a letter challenge dengan tema “surat kepada dia yang menyakiti hatimu”.