Bila sudah berada di daerah Pangururan rasanya tidak sah kalau tidak mampir ke Pemandian Air Panas Hot Spring Pangururan.
Begitu juga dengan kami.
Setelah puas bermain dan menikmati pesona Danau Toba di destinasi wisata Pasir Putih Parbaba, kami juga melanjutkan perjalanan ke Pangururan tepatnya ke Hot Spring.
Tag: pengalaman pribadi

Bagi orang yang pintar berenang, naik banana boat di perairan mana saja pun sudah pasti menyenangkan. Karena tidak ada yang dicemaskan sewaktu diceburkan ke air dari banana boat.
Beda dengan orang yang sama sekali tidak tahu berenang. Pasti butuh persiapan nyali untuk itu.

Pertama dengar namanya ada kesan lucu.
Konon katanya masyarakat desa sekitar bukit memberi nama itu karena bentuknya seperti gajah yang sedang tidur.
Pesta kerja tahun
Bagi sebagian teman apalagi yang kebetulan suku Karo, kata itu pasti tidak asing lagi.
Aku memang sudah pernah mendengar sebelumnya. Tapi hanya sekedar mendengar tanpa tahu apa dan bagaimana itu.
Tapi katanya moment ini adalah moment paling meriah bagi etnis Karo, jauh lebih meriah dibandingkan Natal dan Tahun Baru.
Pada moment ini saatnya perantau pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Dan tahun ini tepatnya tanggal 17 Agustus kemarin, aku diajak teman ke Desa Pangambatan, Merek Situnggaling ke rumah saudaranya.
Benar saja, begitu masuk ke simpang desa tersebut sudah ada spanduk ucapan selamat datang dan mengikuti acara kerja tahun, sayangnya aku lupa mengambil foto spanduk tersebut.
Foto spanduk di depan Gereja Pangambatan
Di rumah pertama yang kami datangi kami langsung disuguhi Cimpa.
Cimpa ini adalah makanan khas Karo yang harus ada pada pesta kerja tahun. Bahannya tepung ketan diisi inti kelapa dan gula merah. Yang membuat khas karena pembungkusnya adalah daun bulung singkut yang tidak sembarangan tumbuhnya, adanya di hutan.
Cimpa
Tak berapa lama kami disuruh makan dengan lauk yang khas juga dan wajib ada pada pesta kerja tahun. Yaitu babi kecap dan rendang kuda juga sop daging babi.
Babi kecap
Rendang daging kuda
Sebagai makanan penutup kami disuguhi tape dari beras ketan hitam. Tapenya juga unik karena dibungkus tidak dengan daun pisang seperti tape kebanyakan tapi dibungkus dengan daun yang tumbuhnya juga di hutan.
Tape ketan hitam dibungkus daun dari hutan
Penampakan sang tape ketan hitam
Ternyata di pesta kerja tahun ini disetiap rumah yang kita datangi wajib disuruh makan dan kita tidak boleh menolak.
Karena kalau kita makan di rumah mereka dipercaya akan semakin menambah rezeki siempunya rumah.
Jadi kalau perut kira kira tidak cukup besar untuk menampung banyak makanan, tak usahlah mendatangi banyak rumah.
Lagipula lauk yang disajikan pun mirip, hanya di rumah yang lain ada yang membuat variasi daging babi saksang, lemang juga tape beras ketan putih.
Di pesta kerja tahun ini dipercaya bila semakin banyak tamu yang datang akan semakin banyak rezeki.
Makanya para perantau dan kerabat dari kampung lain juga berdatangan. Sehingga kampung yang kami datangi benar-benar ramai pada hari itu.
Dan ternyata puncak acaranya adalah malam harinya. Karena akan ada keyboard dan gendang guro-guro, di mana masyarakat akan ngelandek (menari) sampai larut malam.
Sayangnya kami tidak bisa bermalam untuk menyaksikan acara tersebut.
Tapi walaupun hanya sebentar kami di desa tersebut, acara pesta kerja tahun yang kami datangi tahun ini benar-benar berkesan.
GKPS Desa Pangambatan
Jalan desa Pangambatan
Suasana desa Pangambatan
Baca juga Trip ke Bukit Gajah Bobok
-Gassmom-