Untuk suatu keperluan, aku harus melampirkan fotokopi akta nikah. Ternyata berkas fotokopi yang dilegalisir sudah tidak ada. Aku pun minta tolong ke suami untuk melegalisir akta nikah tersebut ke kantor catatan sipil Kota Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Melanthon Siregar. Kebetulan suami juga ingin mengganti KTP yang sudah buram dan lecet.
Tag: kota toleransi
PPKM level 4 masih diperpanjang sampai tanggal 6 September 2021 di kota kami, Kota Pematangsiantar.
Tinggal menghitung hari menuju lebaran. Suasana liburan pun sudah terasa di Kota Pematangsiantar. Sepertinya sudah banyak pemudik yang berdatangan. Bukan hanya yang merayakan lebaran tetapi yang lain juga memanfaatkan liburan yang lumayan panjang ini untuk pulang kampung. Banyak juga perantau yang memanfaatkan moment ini untuk melakukan pesta adat maupun pernikahan.
Seperti biasa kalau liburan begini, kuliner Pematangsiantar pasti padat pengunjung. Karena diserbu oleh para perantau yang biasanya membawa keluarga yang di Siantar turut serta bersantap di tempat makan.
Tak bisa dipungkiri kalau bagi komunitas pemakan segala seperti aku biasanya yang menjadi pilihan adalah Chinese food yang mengandung babi. Yang paling diminati itu dalam olahan mie. Kalau hari biasa saja tempat makan ini sudah padat apalagi liburan begini pasti membludak pengunjung. Jalan Bandung, jalan Cipto, jalan Merdeka dan Simpang Empat sudah bisa dipastikan padat.
Entahlah, olahan non halal ini memang sangat nikmat dan selalu menggugah selera. Rasa yang tidak bisa dilupakan. Yang berdomisili di Pematangsiantar saja tidak bosan-bosannya apalagi mereka para perantau.
Semua tempat yang kusebut di atas merupakan lokasi yang tak asing lagi, semua pasti sudah tahu karena menuju kesana juga gampang dan di sana sudah berjejer tempat makan dengan nuansa sama. Tergantung pengunjung memilih yang mana, tergantung selera.
Tetapi ada satu tempat makan non halal yang sampai sekarang tetap berada di tempat yang sama. Tidak memakai nama dan merubah apapun termasuk tidak buka cabang dimanapun. Padahal kalau soal rasa tidak kalah dari tempat- tempat elit tadi. Dulu sampai sekarang tetap berada di Pajak Horas.
Kalau anak kekinian mungkin sudah banyak yang tidak tahu. Tetapi kalau sempat sekali merasakan makan di sana pasti ketagihan dan tetap terbayang dengan rasanya. Makanya, walaupun berada di tengah pajak Horas Gedung 3 Lantai 1 yang pasti jauh dari kata asri dan menarik namun tempat makan ini selalu ramai setiap hari.
Kalau angkatan 90-an ke bawah pasti tahulah tempat makan tersebut. Mie Kuah Goyang atau lebih sering disebut Mie Goyang. Konon disebut begitu karena yang masak selalu bergoyang. Dan memang benar begitu adanya, bahu dan gerakan tukang masaknya pasti bergoyang lebih goyang dari tukang masak kebanyakan. Yang masak juga hanya satu orang dari dulu. Itu sebabnya kalau makan di sana agak lama juga menunggu. Tapi walaupun lama biasanya tidak menyurutkan niat untuk menikmati seporsi mie kuah yang sangat nikmat.
Ada satu yang unik juga di sana. Dari dulu-dulu, setiap kesana pasti tidak pernah ada air minum yang dingin, selalu panas seperti baru mendidih dan tidak sanggup meminumnya. Jadi mau tidak mau kalau mau minum harus memesan minuman botol yang tersedia di sana.
Itu dia penampakan mie kuah goyang tersebut. Tidak terlalu banyak daging, hanya beberapa potong ditambah satu irisan hati, bakso dan udang. Kalau aku yang makan biasanya hanya perlu menambah merica tidak perlu yang lain karena rasanya sudah pas. Tetapi ada juga memang yang menambah cabe atau kecap, tergantung selera.
Harga untuk satu porsi mie kuah Goyang tersebut adalah Rp. 21.000,- dan harga minuman botol kecil biasanya Rp. 5000,-
–Gassmom-
Pematangsiantar, 020619
Senin yang sesuatu. Sama seperti Senin yang sebelum-sebelumnya. Menghabiskan setengah hari dengan rapat dan rapat.
Begitu juga hari ini, diawali dengan rapat pembinaan dipimpin oleh pimpinan dilanjutkan oleh para kepala bidang. Sesudah itu rapat koordinasi lagi menentukan jadwal kegiatan.
Ada yang berbeda hari ini. Bila biasanya rapat disuguhkan air minum kemasan tetapi hari ini tidak ada karena kebetulan hari ini pembukaan puasa.
Begitu juga waktu rapat di ruangan pimpinan, entah kebetulan atau tidak ternyata air minum kemasan yang biasanya selalu tersedia pun hari ini hanya tinggal 2 buah.
Begitu selesai rapat, sudah tengah hari. Kami pun mengakhiri dengan bincang bebas ala kami. Seorang teman mengatakan bahwa dia sangat haus. Rapat hari ini membuat lupa minum. Aku pun menyahuti ucapan itu dan mengatakan kalau aku juga sebenarnya sudah sangat haus dan sudah dari tadi ingin minum tetapi tidak jadi karena kebetulan aku berada satu kursi dengan ibu Bintang dan Ibu Santi. Kedua temanku yang berhijab tersebut sedang menjalankan puasa dan aku tak mungkin minum di depan mereka.
Ternyata ibu Bintang mendengar ucapanku dan menjawab, “Nggak apa-apa lho Bu. Kalau ibu minum bukan berarti tidak menghormati kami. Karena memang situasinya yang begitu. Kami juga tidak apa-apa koq. Bahkan sesungguhnya itulah arti puasa itu. Bisa menahan diri walaupun ada godaan. Lain halnya kalau Ibu sudah tahu kami puasa tetapi ibu malah mengajak kami makan, nah kalau itu baru …” ujar Ibu Bintang sambil tertawa.
“Iya sih Bu. Tapi kami tetap segan juga koq.” ujarku lagi.
Dan kami pun melanjutkan perbincangan sampai akhirnya bubar karena sudah jam istirahat.
Itulah sekelumit cerita pada hari pertama puasa dari Kota Pematangsiantar yang mendapat peringkat ke tiga sebagai kota paling toleran se Indonesia.
–Gassmom-
Pematangsiantar, 060519

Azan magrib sudah berkumandang dari mesjid ketika Sean tiba di rumah Bou.
Karena kakaknya yang telah lebih dahulu tiba ternyata sedang asyik nonton maka Sean pun mencari kesibukan sendiri.
Seperti biasa bila sampai di suatu tempat, bocah berusia 3 tahun itupun memantau keadaan sekelilingnya. Semua diperhatikan. Ketika melihat salah satu pintu kamar setengah terbuka, ia pun mengintip dari pintu tersebut. Sejenak Sean terdiam melihat pemandangan yang dia lihat. Kemudian bergegas menemui Bou di dapur.
“Bou, di sini ada Islam?” dengan polos Sean bertanya kepada Bou.
“Kenapa Sean? Bou Islam.” kata Bou.
“Sssttt, jangan keras-keras Bou. Bukan Bou. Lihatlah.” kata Sean sambil mengarahkan Bou menuju kamar dengan pintu setengah terbuka.
“Ooo, itu Kak Lia. Dia sedang sholat.” ujar Bou setelah melihat kedalam kamar. Ternyata dalam kamar ada Kak Lia, sepupu Sean yang baru datang dari Kalimantan. Kak Lia sedang sholat.
“Ooo, Kak Lia Islam …” kata Sean sambil manggut-manggut.
“Iya lho Sean. Bou juga Islam. Sean Islam juga?” tanya Bou.
“Nggak, Sean Kristen.” jawab Sean.
“Ooo …”
“Sst, jangan cerita-cerita lagi kita Bou. Kalau ada yang sholat kita tidak boleh ribut.” ujar Sean dengan sikap sok bijak.
Bou pun manggut-manggut, tetapi tetap tak bisa menahan geli melihat cara dan sikap Sean.
Malam pun menjelang dan ada beberapa saudara yang datang. Setiap ada yang datang tak bosan-bosannya Bou bercerita tentang Sean dan kata-katanya. Menurut Bou, dia benar-benar tak habis pikir bagaimana anak seumur Sean bisa bersikap begitu.
–Gassmom-
Pematangsiantar, 220219
Ps.
Bou, amboru, polu: Panggilan kepada saudara perempuan ayah (Bahasa Batak Simalungun).

Kota Pematangsiantar sudah dari dulu dikenal sebagai kota dengan toleransi umat beragama sangat tinggi. Di kota ini Mesjid, gereja dan kuil/ Vihara berdiri megah di mana-mana.
Patung Dewi Kwan in difoto dari Gedung Bakordik RSUD Djasamen
Patung Dewi Kwan in dari seberang Sungai Bah Bolon
Salah satu Vihara yang ada di Pematang Siantar adalah Vihara Avalokitesvara yang mana di Vihara tersebut terdapat Patung Dewi Kwan In. Merupakan patung Dewi Kwan In tertinggi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.
Vihara ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi di PematangSiantar. Kebetulan lokasinya juga dekat pusat kota yaitu terletak di Jl. Pusuk Buhit, Kecamatan Siantar Timur, di tepi Sungai Bah Bolon.
Vihara terbuka untuk umum, umat beragama apapun boleh berkunjung. Tetapi kalau sudah sore dan waktunya mereka beribadah maka kita dipersilahkan pulang. Selain Patung Dewi Kwan In juga terdapat banyak patung lain. Tetapi yang lebih dikenal orang adalah Dewi Kwan In.
Karena foto-foto Patung Dewi Kwan In sudah banyak di mana-mana jadi foto Patung Dewi Kwan In kali ini saya ambil dari sudut yang berbeda yang jarang diambil orang. Difoto dari tingkat 2 Gedung Bakordik RSUD Djasamen yang berada di seberang Sungai Bah Bolon. Kalau ingin melihat foto-foto lain di Google pasti sudah banyak koq.
-Gassmom-
Pematangsiantar, 220918
Sumber Foto :Dokumentasi Pribadi
Tulisan ini sudah pernah diunggah di PlukMe.