Beberapa bulan yang lalu, aku menulis tentang mitos burung gagak. Kali ini aku melanjutkan cerita perihal burung gagak lagi.
Tag: gagak
Zaman dahulu, manusia sangat akrab dengan pertanda alam. Bahkan menjadikan hal tersebut sebagai petunjuk atau aba-aba untuk terjadinya sesuatu. Hal inilah yang disebut dengan mitos.
Seiring perkembangan zaman maka lambat laun segala mitos tersebut pun dianggap hanya sekedar tinggal mitos. Karena semua harus diuji secara ilmiah. Belum lagi ajaran agama yang tidak percaya akan mitos.
Aku sendiri tidak bisa mengatakan percaya atau tidak percaya. Tapi dalam tulisan ini aku ingin menceritakan tentang pertanda alam yang dulu sangat dipercaya. Yaitu pertanda dari burung gagak.
Dahulu, kemunculan burung gagak dipercaya sebagai pertanda kematian. Apabila burung gagak muncul dan bersuara maka di wilayah tersebut akan ada yang meninggal.
Aku mengetahui hal ini sudah lama. Namun, karena sudah sejak lama juga memutuskan mengabaikan hal-hal seperti itu maka semuanya berlalu begitu saja. Walau pun mendengar suara burung gagak namun tidak terlalu diambil hati dan terlupakan.
Namun kejadian Sabtu kemarin membuatku berpikir ulang tentang hal tersebut. Entah kebetulan atau bagaimana namun mitos ini nyata.
Sabtu kemarin kira-kira pukul 4 petang, aku keluar rumah untuk mengambil kain jemuran. Saat itu aku mendengar suara burung gagak, sangat dekat dan melewati tempat kami. Suara tersebut terdengar cukup lama. Saat itu aku tiba-tiba teringat mitos, namun separuh pikiran menertawakan diriku yang tiba-tiba mengingat hal tersebut. Tak ada lagi itu sekarang ini, ujar sang pikiran. Tapi entah bagaimana, aku tak bisa mengenyahkan pikiran tersebut. Bahkan ingin memberitahu suami yang saat itu berada di halaman juga, namun aku urungkan karena takut ditertawakan.
Keesokan paginya menjelang sholat subuh, ada pengumuman tentang orang meninggal dari masjid. Aku tidak mendengar dengan jelas karena masih setengah tidur. Tapi sepertinya terdengar nama jalan rumah kami yang disebut. Akhirnya aku terbangun dan berpikir apa salah dengar atau bermimpi. Di jalan memang kedengaran ramai suara laki-laki. Aku pun mencuri dengar karena penasaran. Tetapi sepertinya mereka bapak-bapak yang baru pulang dari masjid dan sepertinya yang mereka bicarakan adalah “sepeda”. Aku pun masuk rumah lagi sambil menertawakan diri sendiri yang mungkin menyimpan perihal burung gagak di separuh otak sampai bermimpi bahwa ada yang meninggal.
Tapi tak berapa lama, datang truk yang membawa perlengkapan memasang teratak tenda. Aku pun keluar gerbang untuk mencari tahu. Ternyata memang ada yang meninggal. Ternyata nenek sebelah rumah. Kaget pastinya karena sorenya nenek tersebut masih datang ke rumah, masih segar bugar dan lincah seperti biasa. Ternyata nenek itu meninggal di rumah anaknya. Malam itu mereka bermalam di rumah anaknya karena keesokan harinya mau berangkat liburan ke Berastagi. Menurut Atok, nenek masih bangun malam itu pukul setengah satu. Minum dan tidur lagi. Tak berapa lama terbatuk dan ternyata sudah berpulang. Benar-benar tak disangka.
Hal itu membuatku terpikir lagi dengan suara burung gagak pada hari sebelumnya. Entah kebetulan atau bagaimana tapi mitos itu seolah nyata. Sebelumnya aku juga sering mendengar setiap ada kejadian tetapi berhasil aku tepis dengan kata kebetulan. Tetapi kali ini, persis di sebelah rumah membuat pikiran itu tidak bisa dienyahkan begitu saja.

Gassmom, 250720