Jumat, 29 April 2022. Libur lebaran pun resmi dimulai, terhitung dari hari ini. Maka satu harian tadi, aku asli di rumah saja. Aku memang begitu kalau sudah libur kerja. Tidak kemana-mana, bahkan keluar gerbang pun tidak. Betah mengurung diri di rumah.
Tag: emak-emak
Buah salak merupakan salah satu buah favorit di rumah kami. Yang menjadi pilihan utama biasanya adalah salak pondoh karena dijamin pasti manis. Walau pun begitu, sering juga membeli salak biasa seperti salak Sidempuan dan berbagai salak dari daerah sekitar. Karena salak biasa menjanjikan sensasi kesegaran dan kenikmatan tersendiri di balik rasanya yang tidak semanis salak pondoh.
Sejenak aku terpaku, lidah pun mendadak kelu
Ingin teriak tapi ingat malu
Lihat apa yang berlaku
Seisi rumah penuh debu
Bentuk pola jejak sepatu
Dari kamu dan kamu,
Oh anak-anakku …
Tak urung terpaksa ngomel dan menggerutu
Biar kalian tahu
Diri ini sudah lelah bekerja ibarat babu
Seisi rumah dipel dan disapu
Sudah itu merapikan baju demi baju
Eh, kalian malah hilir mudik sambil lalu
Membawa teman-teman membuat semua semakin kacau
Oh, nasib emak di hari Sabtu.
-Gassmom-
Pematangsiantar, 110129
Sachio Terluka (Lagi)

Kemarin aku izin tidak masuk kerja karena Sean si bungsu demam dan minta ditemani. Karena aku di rumah maka otomatis Sachio juga di rumah.

Lemah letih lesu lunglai loyo
5L kata mereka
Hal biasa sering melanda emak rempong seperti diriku
Pada saat pekerjaan menuntut konsentrasi
Rumah juga membutuhkan tenaga ekstra
4 anak dengan karakter beda
Ribut di sana Gaduh di sini
Menangis di sana merengek di sini menjerit di sana
Tak habis-habisnya silih berganti
Begitulah rezeki emak rempong
Galau pun kerap bertamu cekoki hati usik jiwa
Bila berlarut, stress pun menghampiri
Stress menghampiri kejiwaan pun terganggu
Emak-emak butuh piknik bukan sekedar jargon
Bukan lebay sekedar ikut-ikutan atau tuntutan zaman
Memang benar emak butuh piknik
Tak perlu mahal tak perlu ke mancanegara
Cukup sekedar menikmati suasana berbeda
Taman nan sunyi atau mall yang mahal tergantung selera
Atau ke pantai, ke danau serta ke hutan,,, itu seleraku
Bila sampai di sana, keajaiban bisa terjadi
Lemah lunglai menjadi gagah perkasa
Bukit nan terjal pun didaki
Panas terik bukan halangan
Demi sesuatu yang berbeda
Demi rindu pada sang alam
Wajah ceria pun terpancar
Alam nan indah menggugah aura
Memberi energi berlimpah
Untuk jalani esok hari
– Gassmom-
Pematangsiantar,241118
Catatan ini kutulis 1 tahun yang lalu. Dan hari ini aku unggah di blog ini

“Bagus fotonya dek, tapi Bapak Walikotanya terlalu dipepet jadi rapat banget nampaknya.” koment temanku waktu foto di atas aku unggah di Medsos.
“Iya Kak. Tapi yang di sebelah kiri yang pakai baju PKK itu memang ibu Walikota. Jadi wajar kalau ibu itu merapat.” balasku.
“Iya dek. Kakak juga bercanda koq. Tapi emak emak memang begitu. Kalau sudah sesi foto langsung merapat karena takut tak kelihatan.” balasnya lagi.
Sebelumnya aku tak pernah terpikir. Tapi karena koment itu, kupandang foto itu lagi. Benar juga ya, dasar emak emak, begitu sesi foto tak perduli dengan teman, keluarga bahkan foto dengan pejabat pasti gayanya sama. Langsung merapat karena takut tak terlihat. Kalau dipikir lucu juga, seolah olah pejabat itu bukan orang yang harus disegani tapi dibuat seperti artis yang memang untuk dijepret.
Tapi apa boleh buat, itu adalah bagian dari tuntutan zaman now. Zaman semua ingin eksis, jepret dan upload. Semua ingin diabadikan.
Dan aku juga adalah salah satu pelaku dalam hal ini.
-Gassmom-
Pematangsiantar, 220918
Pict. Pribadi
Coret-coretan tahun lalu, dibuang sayang jadi disimpan di WP saja deh😊
Botol Minum Mama Hilang

Kemarin aku masih berharap kalau botol itu ketinggalan di Kantor. Dan hari ini aku harus menerima kenyataan kalau botol minum isi 1 liter dari brand melegenda itu sudah lenyap entah kemana. Mungkin di perjalanan mau pulang meluncur dari ransel tanpa terasa.
Jangan Duduk Di Kursi Plastik
Pelajaran hari ini, jangan duduk di kursi plastik.
Jadi, ceritanya hari ini instansi tempatku bekerja mengadakan acara syukuran kebersamaan akhir tahun. Dengan tema dari kami, oleh kami dan untuk kami. Acara potong daging, makan bersama dan hiburan.
Diawali dengan potong kerbau kemudian dilanjutkan dengan acara masak. Semua berlangsung lancar tanpa ada gangguan berarti.
Sampai tiba-tiba kami dikejutkan oleh jeritan dari bagian masak daging. Kami pun bergegas kesana. Dan ternyata pemandangan di depan mata sangat memprihatinkan. Satu kuali besar penuh daging telah tergeletak miring dengan potongan daging dan kuah santan berhamburan di sekitarnya dan tabung gas kecil yang sudah terbalik. Di sampingnya berdiri tegang setengah syok ibu yang bertugas memasak daging tersebut.
Lewat temannya kami dapat cerita, kalau kuali itu tersenggol oleh ibu yang memasak tersebut. Jadi sambil mengaduk daging, ibu tersebut duduk di kursi plastik di sebelah tungku masak. Kebetulan body ibu tersebut lumayan besar. Entah bagaimana sewaktu mengaduk daging, kursi plastik yang diduduki ibu itu tiba-tiba seperti bengkok dan tidak sanggup menopang tubuh ibu tersebut. Ibu itu berusaha mempertahankan keseimbangan dan menyenggol kuali.
Jadi intinya, kalau sedang memasak dalam posisi begitu tak usahlah duduk di kursi plastik. Karena kita tidak tahu bagaimana kekuatan kursi tersebut.
Masih beruntung ibu tadi hanya menyenggol kuali dan isi kuali tumpah ke arah berlawanan. Bagaimana kian kalau ternyata ibu tersebut tidak bisa mempertahankan posisi dan malah terjerembab ke kuali? Hiii, tak sanggup membayangkannya, semoga dijauhkan dari hal demikian.
-Gassmom-
Pematangsiantar, 281218

“Bou, tadi malam Sean ulang tahun.” cerita Sean kepada Bou yang mengasuhnya bila mamanya kerja.
“O, ya? Selamat ulang tahun Sean. Sudah besar Sean ya? Jadi mama beli apa untuk Sean?” tanya Bou.
“Kue cantik. Enak bou.” jawab Sean yang baru genap berusia 3 tahun tapi sudah pandai bercerita kepada orang lain.
“Tapi Bou, nggak ada kado. Chio ulang tahun banyak kado.” lanjut Sean lagi dengan bahasa kanak-kanaknya menyebut nama abangnya yang berusia 2 tahun diatasnya.
“Kalau Chio ulang tahun banyak kado?”
“Iya. Mama kasih kado. Kak Sonia kasih kado. Kak Sarah kasih kado. Semua kasih kado.” jawab Sean dengan mimik lucu wajah khas kanak-kanak.
“Jadi Sean?”
“Sean cuma kue. Abang juga dikasih kue. Tapi kado Abang banyak.” ujar Sean lagi sambil merentangkan kedua tangannya seolah memperjelas “banyak” versi dia.
Demikian percakapan antara Sean, bocah yang baru genap berusia 3 tahun dengan Bou pengasuhnya. Merasa lucu dengan percakapan mereka si Bou pun menceritakan hal tersebut kepadaku. Sean sambil mesem-mesem juga mendengarkan Bou bercerita.
Akupun tertawa sambil berkata kepada Sean,”Tapi Sean kemarin kan Mama belikan juga pakaian dalam yang banyak?”
“Iya, tapi nggak kado.” sahutnya tak mau kalah. “Kado pakai bungkus cantik. Itu kado.” sambungnya lagi.
Tak urung kami tertawa terpingkal-pingkal melihat gaya Sean yang lucu dan polos menerangkan tentang kado.
Tapi mau tidak mau pembicaraan kami membekas juga dalam hatiku.
Sebagai cowok satu-satunya, mau tidak mau Sachio memang harus dibelikan perlengkapan serba baru. Ulang tahun pun kerap menjadi waktu yang tepat untuk memberi yang baru kepadanya. Demikian juga kedua kakaknya tidak mau kalah memberi sesuatu yang baru kepadanya.
Sementara Sean, si bungsu dari 4 bersaudara dan memiliki 2 kakak perempuan. Semua kebutuhan dia selalu tercukupi dari warisan kakaknya. Jadi hanya sebagian kebutuhannya yang harus baru. Dan kalau memang butuh tidak harus menunggu ulang tahun pasti dibeli.
Tetapi ternyata Sean, bocah yang baru genap berusia 3 tahun itu sudah merasakan ketidakadilan dalam hidupnya dan curhat ke Bou pengasuhnya.
Yah, sebagai orangtua aku memang masih harus lebih banyak belajar lagi. Apa yang menurutku sudah baik dan adil tetapi ternyata bocah 3 tahun pun sudah merasakan kesenjangan.
Semoga hari-hari kedepan, aku bisa semakin bijaksana dalam menghadapi dan memahami anak-anakku.
-Gassmom-
Pematangsiantar, 241218
Pict. pribadi
note: Bou/amboru/polu (bahasa Batak)= amboru, bibi, Tante
Aku Aneh?

Sepertinya ada yang aneh dengan diriku
Saat emak-emak lain asyik memilih menawar
Mencocokkan warna dan gaya
Saling berlomba tak mau kalah
Tapi aku
Jangankan ikut memilih tapi tertarik pun tidak
Sibuk dengan gadget dan pikiran
Menyahut sesekali bila ditanya saran
Padahal aku juga emak-emak seperti mereka
Yang harusnya perlu gonta-ganti mode
Punya suami dan anak yang juga perlu dibelikan baju baru
Tapi entah bagaimana aku seolah apatis
Tidak heboh seperti mereka
Dari dulu pun begitu
Apa aku memang aneh ya?
-Gassmom-
Pematangsiantar, 121218