Kategori
Fiksi

Hari Yang Sial

Sungguh, hari ini benar-benar sesuatu. […]

Hari Yang Sial

Sungguh, hari ini benar-benar sesuatu. Hari yang naas, kalau bisa dibilang. Ya, sial … benar-benar sial bagiku. Hari yang menghancurkan hidup dan masa depanku.

Iklan
Kategori
Fiksi

Benci

Jumkat: 208 kata (Pentigraf)

Kanaya begitu benci kepada Raka. Kalau ditanya, dia juga tidak tahu apa alasan sesungguhnya. Pokoknya benci, itu selalu yang menjadi jawabannya. Semua yang dilakukan Raka pasti salah di matanya. Sebisa mungkin dia menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan Raka. Namun entah bagaimana yang terjadi justru sebaliknya. Semakin dia menghindar, semakin sering pula mereka terlibat bersama dalam suatu kegiatan. Seolah semesta turut berperan, mempermainkan Kanaya. Membuat Kanaya menjadi uring-uringan tak menentu.

Kategori
cerpen Fiksi

Sahur Pertama Evi

“Kak Ndang, besok pagi izin sebentar ke dapur umum ya. Mau sahur bersama di sana,” kata Evi, tim dinas malamku.

Malam ini adalah hari pertama untuk giliran shift malam kami. Seperti biasa kami bertiga. Kebetulan besok adalah puasa pertama untuk umat Muslim. Ruangan kami memang belum memiliki fasilitas microwave atau sejenisnya untuk menyiapkan makanan sahur, hanya dispenser dan kulkas. Tahun-tahun sebelumnya, teman sesama Muslim melaksanakan ibadah puasa dengan memanfaatkan apa yang ada.

Kategori
Fiksi

Ada Korban

Dari awal juga aku tidak mau ditugaskan di sini, sebab sadar dengan kemampuan diri. Tetapi orang-orang itu, mereka bersikeras.

Kategori
Fiksi

Ketika Harus Memilih

Malam semakin larut, suara binatang malam pun kian ramai menghiasi. Namun, aku belum juga bisa mengambil keputusan. Malah semakin tenggelam dalam kegalauan. Tak ada titik kesimpulan yang dapat diambil.

Kategori
Daily Stories

Cerita Tentang Mitos Burung Gagak (Lagi)

Beberapa bulan yang lalu, aku menulis tentang mitos burung gagak. Kali ini aku melanjutkan cerita perihal burung gagak lagi.

Kategori
Daily Stories

Manisan Salak yang Tak Pernah Jadi

Buah salak merupakan salah satu buah favorit di rumah kami. Yang menjadi pilihan utama biasanya adalah salak pondoh karena dijamin pasti manis. Walau pun begitu, sering juga membeli salak biasa seperti salak Sidempuan dan berbagai salak dari daerah sekitar. Karena salak biasa menjanjikan sensasi kesegaran dan kenikmatan tersendiri di balik rasanya yang tidak semanis salak pondoh.

Kategori
Daily Stories

Daun Sop

Daun yang mengintip dari kantong yang aku bawa ternyata menarik perhatian orang untuk sekedar menoleh. Termasuk cici penjual ikan di Pajak Horas tempatku belanja ikan asin.

“Tanaman apa? Lho, kenapa daun sop?” ujarnya begitu tahu ternyata tanaman dalam polibag itu adalah daun seledri. Orang Siantar memang menyebut daun seledri dengan daun sop karena biasanya dipakai sebagai pelengkap masakan dalam bentuk sup. Tanaman itu diberi oleh salah seorang rekan kerja, sudah tertanam dalam polibag.

“Aneh kakak ini, sekarang semua pada tanam bunga, eh ini malah mau tanam daun sop.”

“Nggak aneh koq, Ci. Aku bukan orang yang hidup sesuai dengan tren. Nggak musim bunga, aku juga nanam bunga. Musim bunga, bungaku tetap ada. Jadi orang heboh, aku tetap biasa. Menanam apa yang aku suka, bila ingin.” Sambil memilih ikan, aku memberikan jawaban.

“Iya sih, aku juga tidak terlalu suka dan tidak heboh seperti yang lain. Cuma aku heran saja lihat Kakak. Biasanya kalau ada bawa-bawa tanaman, bisa dipastikan itu tanaman yang lagi tren.”

Demikian juga di angkot, ada tatapan heran melihat tanaman yang aku bawa. Beda kalau yg dibawa orang jenis umbi-umbian atau segala tanaman yang lagi viral saat ini. Bahkan umbi keladi yang dulu tak ada artinya dan malah di halamanku tumbuh liar begitu saja, bisa memancing perbincangan hangat.

Gassmom, 281020

Kategori
cerpen

Bidadari

Reblog dari: Bidadari
pict. Gassmom

Sudah setahun kamu hilang, tapi aku masih ingat bentuk awan pagi itu. Kita berdua di depan rumahmu, kamu dengan tas gunung di punggung. Aku masih mencoba setengah mati untuk menahan kamu pergi, kamu malah membahas awan.

Kategori
Cerita Mini

Maafkan Aku

Reblog dari:

Maafkan Aku