Aku sudah jauh berlari. Aku menoleh lagi ke belakang, tak ada lagi sosok mengerikan yang mengejar tadi. Sepertinya sudah aman.
Tapi tetap tidak boleh lengah. Kesekian kali berhasil lolos dari mahluk itu, tidak memberi jaminan bahwa besok bisa selamat. Aku harus membuat strategi baru. Sepertinya juga harus pindah lokasi, tidak boleh terus menerus di daerah ini karena musuh sepertinya sudah memperhatikan gerak gerik dan kebiasaanku.
Pokoknya aku harus mencari tempat baru.
Huh … sepertinya aku sudah sangat jauh berlari dan sangat lelah. Tidak bisa tidak harus memutuskan ke mana melangkah, di mana harus istirahat. Aku sangat ingin merebahkan tubuh saat ini, ingin memejamkan mata walau hanya sekejap.
Aku benar-benar butuh istirahat dan juga lapar, perut benar-benar lapar.
Eits, tunggu dulu. Ada pintu terbuka di sana, sepertinya suasana juga
sunyi dan ada aroma makanan di sana, sangat menggoda. Aku benar-benar semakin lapar mencium aroma kesukaanku itu. Rasanya tak sanggup lagi menahan lapar ini, sebaiknya aku memang harus ke sana. Siapa tahu juga tempat itu bisa menjadi tempat bernaung untuk seterusnya. Tapi tetap harus hati-hati, aku harus mengendap-endap dulu karena siapa tahu mahluk mengerikan tadi ada di sana.
Oke, sepertinya suasana benar-benar aman. Tak ada siapa-siapa di sana, hanya aroma makanan kesukaanku yang semakin jelas tercium di hidung dan membuat semakin lapar.
Ya … makanan.
Itu benar makanan, sungguh sangat beruntung diriku hari ini. Aku harus segera memakannya selagi situasi masih aman terkendali. Hmmm, tinggal satu langkah lagi dan pemandangan indah di depan mata ini akan berpindah ke perutku.
Tapi, apa ini?
Kenapa tiba-tiba aku tidak bisa bergerak?
Oh, kakiku tak bisa bergerak. Ada yang menahan tapi aku tidak tahu apa ini. Semakin aku mencoba semakin kaki tidak bisa digerakkan.
Ada apa ini?
Aku takut …
Tolong, tolonggg …
Adakah yang mendengar jeritanku?
Tolonggggggg …
***
“Papa, jebakan kita berhasil. Tikusnya sudah terjebak lengket di lem tikus yang Papa buat.”
“Baguslah kalau begitu. Mana kayu tadi? Biar dipukul saja kepalanya biar langsung mati. Nanti angkat saja sekalian papan alas lem itu buang ke tempat pembakaran sampah. Biar dibakar sekalian.”
“Oke, Pa.”
***
-Tamat-
-Gassmom-
Pematangsiantar, 05 Oktober 2018
Pict. Pints