Beberapa waktu yang lalu, aku pernah menulis tentang apa itu generasi sandwich. Alasan menulis karena aku berencana turut serta dalam proyek antologi dengan tema generasi sandwich, di mana Ibu Belinda Gunawan turut juga di dalamnya. Bahkan ternyata ide dengan tema ini berasal dari beliau.
Pentigraf adalah cerpen tiga paragraf. Tidak boleh kurang tidak boleh lebih, harus tiga paragraf. Pentigraf ini digagas oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, seorang sastrawan sekaligus dosen. Walaupun hanya terdiri dari tiga paragraf, pentigraf ini merupakan satu cerita yang utuh dan tidak bersambung. Jadi dalam satu pentigraf sudah ditemukan permulaan cerita semacam pengenalan tokoh maupun konflik. Kemudian pada paragraf kedua boleh dimasukkan unsur argumen dan pada paragraf ketiga adalah penutup dengan memunculkan resolusi dan diusahakan memasukkan twist untuk memberikan kejutan kepada pembaca.
Pernahkah kalian mengalami cinta mati dengan seseorang sampai sangat yakin bahwa dialah jodoh kita, tetapi kemudian putus di tengah jalan? Atau mungkin pernahkah kalian melihat seseorang yang dipersatukan Allah dalam ikatan perkawinan, padahal sebelumnya tidak saling kenal? Begitulah takdir cinta. Kita tidak pernah tahu di mana ia akan berlabuh ….
Relationship adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, yang tidak selalu mulus. Hubungan antar kekasih, pasangan suami istri, orang tua dan anak, keluarga besar, sahabat, tetangga, atasan-bawahan, dan lain-lain, pada suatu waktu dan karena suatu sebab bisa mengalami pergesekan. Konflik pun terjadi. Bagaimana mereka menanggapinya? Apakah dibiarkan berlarut-larut atau diupayakan mengurainya?
“Antara ada dan tiada, begitulah keberadaan makhluk-makhluk ini. Sama juga dengan beraneka kisah urban Legend yang kerap dianggap mitos. Nyatanya percaya tidak percaya, mereka ada dan bahkan mitos itu dialami oleh kita juga.”
Setelah rampung dengan antologi puisi De Mantans, Teras Budaya membuat event lagi. Masih antologi puisi, dengan tema lingkungan hidup. Ternyata ini adalah bagian dari Trilogi Persembahan Puisi untuk Bumi dari para Penyair Lintas Maya.
Tidak ada yang tahu pada siapa cinta itu akan jatuh dan ketika cinta telah datang tidak ada yang bisa menolak. Sebab cinta adalah anugerah Tuhan. ( Amanta, hal. 180)
“Cieee, ada yang belum move on ….” “Hmmm, CLBK nih ye. Cinta lama belum kelar ….” Kelakar itu sering didengar bila seseorang berceloteh lagi tentang mantan dalam hidupnya. Entah bagaimana, ada sesuatu yang seru bila sudah mulai merembet membahas mantan.
Boleh berencana, boleh berusaha, namun kita tidak punya kuasa untuk memastikan kapan hal tersebut menjadi nyata. Kembali kepada semesta, yang akan mewujudkannya sesuai waktu-Nya. Demikian juga pengalamanku dalam antologi ini.