Beberapa waktu yang lalu, aku pernah menulis tentang apa itu generasi sandwich. Alasan menulis karena aku berencana turut serta dalam proyek antologi dengan tema generasi sandwich, di mana Ibu Belinda Gunawan turut juga di dalamnya. Bahkan ternyata ide dengan tema ini berasal dari beliau.
Buku “Tangan-Tangan yang Berbagi” -Antologi Keajaiban Sedekah-
Keajaiban sedekah menjadi tema antologi kali ini. Ada 22 kontributor yang berpartisipasi dalam buku ini, termasuk aku sendiri. Cerpen milikku berjudul “Berkat Bertubi-tubi”, sebuah faksi (fakta fiksi) dengan setting Kota Tebingtinggi tahun 2000.
Hidup akan indah pada waktunya. Itulah harapan setiap orang yang mengalami kesulitan. Bagi yang sedang sakit atau sedang merawat orang sakit, kesembuhan adalah harapan terindahnya. Masa-masa pe-de-ke-te bagi remaja yang sedang jatuh cinta, harapannya mungkin akan menjadi panjang, seperti cinta yang terbalas, lalu meningkat ke hubungan yang lebih serius, sampai akhirnya tumbuh harapan-harapan lain yang membuat sang pemilik cinta terus berjuang demi menggapai harapannya. Apalagi yang diinginkan seorang ibu ketika pasangan hidupnya telah tiada, sementara sang putri tunggal punya keinginan yang berbeda. Berdoa dan berusaha agar sang putri mengerti bahwa keinginannya cuma satu, yaitu tinggal bersama di rumah yang memiliki kenangan indah dengan orang terkasih yang kini telah tiada.
Pernahkah kalian mengalami cinta mati dengan seseorang sampai sangat yakin bahwa dialah jodoh kita, tetapi kemudian putus di tengah jalan? Atau mungkin pernahkah kalian melihat seseorang yang dipersatukan Allah dalam ikatan perkawinan, padahal sebelumnya tidak saling kenal? Begitulah takdir cinta. Kita tidak pernah tahu di mana ia akan berlabuh ….
Tidak bisa dipungkiri, pandemi covid 19 memberikan guncangan bagi negara-negara di dunia. Bukan hanya Indonesia, bahkan negara maju sekalipun mengalami dampak dari segi ekonomi maupun stabilitas.
Relationship adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari, yang tidak selalu mulus. Hubungan antar kekasih, pasangan suami istri, orang tua dan anak, keluarga besar, sahabat, tetangga, atasan-bawahan, dan lain-lain, pada suatu waktu dan karena suatu sebab bisa mengalami pergesekan. Konflik pun terjadi. Bagaimana mereka menanggapinya? Apakah dibiarkan berlarut-larut atau diupayakan mengurainya?
Beberapa tahun terakhir, bisa dikatakan minat baca pada diriku benar-benar parah. Entah bagaimana, hasrat yang dahulu pernah begitu bergelora dan tidak pernah bisa terbendung itu pada akhirnya menguap. Bukan hanya menguap, bahkan nyaris kering tak bersisa.
“Antara ada dan tiada, begitulah keberadaan makhluk-makhluk ini. Sama juga dengan beraneka kisah urban Legend yang kerap dianggap mitos. Nyatanya percaya tidak percaya, mereka ada dan bahkan mitos itu dialami oleh kita juga.”
Setelah rampung dengan antologi puisi De Mantans, Teras Budaya membuat event lagi. Masih antologi puisi, dengan tema lingkungan hidup. Ternyata ini adalah bagian dari Trilogi Persembahan Puisi untuk Bumi dari para Penyair Lintas Maya.