Kategori
Daily Stories

Salah Tempat Yang Jadi Berkat

Setelah menulis Filosofi Kaktus, jodoh botol serta daun mangga, sepertinya aku masih akan menulis seputar tanaman di pekarangan. Ide yang muncul hanya seputar itu. Mungkin karena setiap hari berada di sekitar pekarangan.

Iklan
Kategori
Daily Stories

Jodoh Si Botol, Haruskah Disesali?

Segala sesuatu dalam dunia memang unik, banyak kisah yang nyaris tak bisa diterka.
Ada kisah penantian panjang, tetapi ternyata penantian itu seolah tak berujung. Sebagaimana orang yang menanti jodoh.

Kategori
Daily Stories

Tantangan Diterima

Dalam menghadapi gonjang ganjing melawan virus corona ternyata membuat banyak orang tiba-tiba suka tantangan. Menantang, ditantang dan merasa tertantang, yang pasti semua berbau tantangan.

Kategori
Daily Stories

Buku Untuk Kado Ulang Tahun Anak

Sebenarnya sudah 2 tahun berturut-turut buku menjadi kado pilihanku untuk kedua putriku yang kebetulan memiliki ulang tahun berdekatan pada bulan Februari.
Bila pada tahun sebelumnya aku order dari online shop tapi tahun ini memilih beli langsung.

Kategori
Daily Stories

Kopi Tanpak Spesial

Hari Jumat kemarin, kami ke Sidikalang, Dairi. Karena kebetulan ke Sidikalang jadi kami singgah ke counter resmi yang menjual Kopi Tanpak Sidikalang. Karena rasanya sayang bila ke Sidikalang tetapi tidak membeli kopi robusta Sidikalang yang terkenal enak tersebut. Kami mampir di counter cabang yang berada di Jl. Sisingamangaraja (sebelah kiri kalau dari Medan) berseberangan dengan kantor Bupati Dairi.

Lengkap juga stok kopi di sana. Ragam jenis dan ukuran. Dari kemasan lux dan kemasan plastik tanpa merek, kopi biji sampai yang paling halus. Teman-teman memborong lumayan banyak juga. Aku sendiri hanya beli 2 kemasan karena kebetulan stok kopi di rumah masih banyak sementara peminum kopi hanya aku sendiri.

Kalau biasanya aku beli kopi Tanpak kotak hijau, kali ini aku beli kopi Tanpak kotak merah yaitu Kopi Tanpak Spesial dan kopi kasar kemasan plastik. Aku belum pernah beli ini sebelumnya karena biasanya juga dikirim jadi yang selalu dapat adalah kopi kotak hijau dan kopi halus kemasan plastik.

Harga satu kotak kopi Tanpak Spesial kemasan 200 mg adalah Rp. 30. 000,_ Lebih mahal dari yang hijau karena menurut yang jual, kopi spesial ini diolah dari biji kopi pilihan, biji kopi yang sudah merah dan masak tanpa boleh ada campuran biji yang hijau atau kurang bagus. Itulah sebabnya disebut spesial. Dan karena benar-benar pilihan maka selain slogan “Djangan Dipudji Sebelum Dicoba”, di kotak kemasan juga tertulis ” Kopi dapat menyembuhkan beberapa penyakit, menambah stamina lelaki & gairah wanita”.

Kopi Tanpak Spesial

Rencana awal, aku akan menikmati kopi ini setelah menghabiskan stok yang sudah terlanjur dibuka. Tetapi dasar aku penasaran dan tidak bisa menolak nikmatnya kopi, kemarin sudah aku nikmati. Dan seperti namanya, “spesial”, yupz memang spesial. Aroma yang nikmat, rasa yang enak dan lembut juga tidak sepahit yang hijau. Soal lembut ini aku tidak bisa membuat defenisinya dengan kata, tetapi lebih halus dan lembut melewati kerongkongan. Tetapi yang pasti, nikmat …dan aku ketagihan. Hari ini saja sudah 2 kali aku minum kopi tersebut. Sayangnya aku berniat menuliskan ini setelah tetes terakhir dari gelasku meluncur ke kerongkongan. Jadi tidak ada gambar yang sudah diseduh.

-Gassmom-
Pematangsiantar, 120120

Kategori
Daily Stories

Bunga Di Postinganku, Suatu Kebetulan?

Tanggal 1 Januari kemarin aku menulis sebuah tulisan berjudul “Selamat Tahun Baru 2020, Haholongan” dan aku post di Komunitas Ikatan Kata untuk menuntaskan tugas dari Komunitas yaitu #Ketik10.

Semula bukan itu yang akan aku tuliskan. Tetapi entah bagaimana, tiba-tiba ide itu muncul begitu saja dan dalam hitungan menit aku selesaikan dan langsung post.

Terus terang tulisan itu terinspirasi dari berpulangnya seorang teman satu kelas sewaktu SMP pada November 2019 kemarin. Aku sering menemukan status istrinya yang sangat sedih dan kehilangan di beranda medsos. Dan menimbulkan ide untuk membuat tulisan tersebut.

Dalam tulisan tersebut aku menuliskan tentang bunga krisan putih dan mawar kuning yang mana dalam tulisan tersebut aku menyebutkan bahwa bunga-bunga tersebut adalah bunga kesukaan almarhum. Hal ini murni adalah bumbu yang aku tambahkan untuk tulisan tersebut.

Tetapi, kemarin aku terkejut. Buka medsos dan melihat postingan istrinya yang sedang ziarah. Ada foto suasana makam dan bunga yang dia bawa ke sana. Bunga yang dia bawa adalah bunga krisan putih dan mawar kuning. Dia menuliskan bahwa warna putih dan kuning adalah warna kesukaan almarhum. Dan aku semakin terkejut karena rangkaian bunga itu sekilas persis gambar rangkaian bunga di postinganku padahal gambar itu hanya gambar yang aku ambil dari Pinterest. Kenapa jadi seperti apa yang aku tuliskan di tulisanku itu ya?

Entahlah, kebetulan atau bagaimana. Tapi kenapa bisa kemiripan itu terjadi? Sampai sekarang aku tak habis pikir kenapa bisa. Sebelumnya aku juga tidak tahu tentang bunga itu, inspirasi muncul begitu saja di benakku sewaktu searching gambar bunga di Pinterest dan kemudian aku kaitkan dengan ide yang muncul di kepala. Aku sama sekali tidak tahu tentang segala kesukaan almarhum. Walaupun kami teman satu kelas sewaktu SMP, sebenarnya sejak SMP kami tidak pernah bertemu lagi. Pertemuan pertama dan terakhir hanyalah waktu melayat kemarin. Kami memang terhubung di medsos, tapi hanya sekedar like dan sesekali inbox kalau ada hal yang tidak biasa. Aku memang merasa kehilangan karena dia adalah sosok baik, pintar dan multitalenta. Selain itu, walaupun tidak ada perbincangan panjang lebar, almarhum merupakan orang yang paling aktif merespon postinganku di Instagram maupun akun lain yang ku miliki. Sekedar like tapi dengan intensitas lumayan tinggi.

Apapun itu, aku menuliskan itu murni tanpa maksud apa-apa. Hanya sekedar terinspirasi dari sebuah kisah dan sebuah gambar. Untuk temanku almarhum, tenanglah di sisi Bapa di surga. Untuk istri almarhum, tetaplah menjadi pribadi kuat.

Bunga di postingan, bunga di makam dan screenshot percakapan di medsos.

Gassmom-
Pematangsiantar, 080120

Kategori
Daily Stories

Sinaga

Sinaga, sinaga dan sinaga … topik hari ini sepertinya adalah tentang sinaga. Sekedar guyonan sampai olokan. Pelantikan pejabat kemarin sore ternyata menghadirkan seorang sosok Sinaga lagi di instansi kami, menduduki kursi Kepala Bidang. Kepala Dinas juga Boru Sinaga, ada seorang Kepala Bidang sebelumnya juga Boru Sinaga. Boru Sinaga juga ada, paniaran Sinaga juga lumayan banyak termasuk aku salah satunya. Suatu kebetulan yang murni tanpa kesengajaan.
Dan hal ini menjadi topik hangat hari ini karena seorang Sinaga lagi. Sinaga yang viral dari kemarin, bukan hanya di Indonesia tapi di kancah internasional.

Kalau viral karena prestasi, alangkah senangnya mendengar hal seperti itu. Tetapi Sinaga yang satu ini viral karena rekor lain.

Adalah seorang Reynhard Sinaga yang kemarin divonis hukuman seumur hidup karena terbukti telah melakukan pemerkosaan terhadap puluhan bahkan diduga ratusan pria muda di Manchester, Inggris. Sosok pria muda berusia 36 tahun yang sedang mengambil study doktoral di sana. Dia sukses memperkosa pria-pria muda tersebut dengan mengajak mereka ke apartemennya dan memberikan minuman keras yang mengandung obat bius, sehingga para pria tersebut tidak sadar telah diperkosa.

Miris membaca berita ini. Sempat berharap bahwa dia bukan orang Batak namun ternyata memang benar orang Batak, orang tuanya seorang bankir.

Akibat perbuatannya tersebut, Reynhard pun mendapat gelar “pemerkosa berantai terbesar di dunia” dan disebut individu bejat.

Padahal kalau melihat wajahnya di video dan fotonya, sungguh sukar melihat ada kelakuan sejahat itu ada dalam dirinya. Pribadi yang baik, bicara lembut dan suka tersenyum. Tetapi apa di balik itu sungguh mengerikan, bahkan sepertinya tidak ada penyesalan. Bahkan di pengadilan dia tetap mengatakan bahwa itu semua terjadi atas dasar suka sama suka.

Membaca semua berita tersebut tak urung muncul khawatir akan masih banyaknya predator terselubung di sekitar kita. Kita bahkan tak menduga karena tampilan yang ditunjukkan jauh dari hal itu.

Hanya bisa berharap dan berdoa semoga anak-anak kita dijauhkan dari manusia-manusia bejat tersebut, dijauhkan dari niat bejat tersebut. Dan semoga semua manusia dengan jiwa-jiwa bejat tersebut bertobat dan kembali ke jalan benar.

Salah satu video tentang Reynhard Sinaga yang aku peroleh dari kiriman WA

Gassmom-
Pematangsiantar, 070120

Kategori
Daily Stories Sebuah Perjalanan

Bapak Di Sebelahku

Kemarin sore sepulang kerja, aku pulang ke kampung orangtua. Naik bus yang ku peroleh dengan susah payah karena penumpang yang membludak.

Kategori
Daily Stories

Bang Ojol Tutorial

Semua driver ojol yang aku order selalu baik dan ramah, tidak ada yang membuat resah dan gelisah apalagi membangkitkan emosi. Akan tetapi driver yang akan kuceritakan ini, menurutku mempunyai nilai plus dan memberi kesan tersendiri. Dia menerapkan excellent service yang memuaskan.

Kategori
Daily Stories

BPJS

” Yang pasti BPJS sangat membantu. Saya sudah merasakan bagaimana BPJS sangat membantu ketika sedang sakit.” Ujar seorang ibu.

“Saya sangat berterima kasih dengan adanya BPJS ini.” Ibu tersebut pun melanjutkan ucapannya. “Makanya kalau ada yang belum punya, selalu saya sarankan untuk mendaftar. Hitung-hitung untuk jaga-jaga lho, karena kita tidak tahu bagaimana kita besok. Kalau tidak terpakai ya bersyukur karena itu artinya kita tidak sakit. Dan kita sudah menolong orang lain dengan iuran kita. Tapi kita harus rutin membayar. Anak saya yang sudah meninggal pun sampai saat ini tetap saya bayar iuran BPJSnya.”

Lho, kenapa masih dibayar Bu? Laporkan saja ke kantor BPJS dan bawa surat kematian supaya dikeluarkan dari daftar keluarga.” ujar seorang ibu.

“Nggak apa-apa Dek. Memang sengaja tetap saya bayar. Sudah saya niatkan kalau itu untuk membantu orang yang membutuhkan.” Jawab ibu tersebut.

“Membantu orang secara langsung sajalah Bu. Berikan kepada orang yang ada di sekitar kita yang kita lihat membutuhkan.” Ujar ibu yang lain.

“Bisa saja sih, tapi saya sudah memutuskan memilih cara tetap membayar lewat nama anak saya itu. Karena kalau uang itu ada secara tunai, belum tentu bisa saya serahkan kepada yang membutuhkan setiap bulan. Dan rasanya juga terlalu sedikit bila memberi langsung dengan jumlah itu. Jadi biarlah tetap saya bayar rutin setiap bulan.” Jawab ibu itu lagi.

Terus terang salut juga melihat si ibu dengan pilihan yang dia buat.

Dan aku juga memiliki prinsip yang sama dengan ibu tersebut. Aku sendiri sudah sekian tahun membayarkan BPJS untuk kedua orangtua kami yang di kampung. Rutin setiap bulan sebelum tanggal 10. Sebenarnya mereka menolak karena tidak ingin menambah bebanku. Tetapi aku sudah memutuskan bahwa aku harus melakukan itu. Aku memikirkan hal terburuk, seandainya di hari tua mereka mengalami sakit dan terpaksa opname, aku bukanlah orang yang berkecukupan yang mempunyai simpanan banyak untuk membantu mereka. Penghasilan yang aku peroleh hanya mencukupi kebutuhan sebulan. Tetapi bila kartu itu ada, bagaimanapun aku akan sangat terbantu karena paling tidak mempunyai akses untuk pertolongan pertama.

Sekian lama aku masukkan BPJS, hanya mama yang sudah pernah mempergunakannya untuk operasi Katarak.

Banyak memang yang berpendapat bahwa alangkah ruginya ketika kita rutin membayar setiap bulan tetapi tidak pernah memakai. Tapi aku malah berpikir sebaliknya, bagiku lebih bagus aku membayar setiap bulan tetapi tidak pernah sekalipun mempergunakannya. Karena itu artinya semua sehat-sehat saja dan artinya kita sudah membantu orang lain dengan iuran kita. Harapanku kalau bisa sampai kapanpun BPJS itu tidak usah dipakai oleh kedua orangtuaku, walaupun aku terus dan terus membayar untuk mereka.

Kemarin, mama menelepon dan memberitahu tentang perubahan pembayaran BPJS yang mana akan naik 100 %. Mereka bilang supaya aku menghentikan saja BPJS mereka atau paling tidak menurunkan kelas. Ketika aku mengatakan tetap meneruskan, mereka pun mendesak supaya aku menurunkan kelas saja. Akhirnya karena mereka terus mendesak maka aku pun mengiyakan. Namun aku memutuskan tidak mengubah. Biarlah, berbohong sedikit tapi untuk kebaikan. Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk mereka, sumbangsih sebagai anak.

Pict. Pint

Gassmom-
Pematangsiantar, 221119