
Hari ini, 21 April adalah Hari Kartini. Iseng aku berselancar ke medsos dengan logo biru. Dugaanku tidak meleset, beranda penuh dengan wanita cantik berbalut kebaya. Demikian juga di status WA, walaupun tidak seramai di logo biru tapi lumayan ada juga yang memajang foto begitu.
Aku sendiri tidak memajang apa-apa, walaupun mengakui pernah berada di fase yang sama. Saat masih senang memajang potret diri, termasuk juga mengenakan kebaya pada peringatan Hari Kartini. Sepertinya aku memang telah mati rasa, bahkan untuk sekedar terpancing melakukan hal serupa.
Akan tetapi, malam ini ketika bingung memikirkan untuk menulis pos di blog, aku hanya memikirkan tema Kartini. Tidak tahu menulis apa terkait hal tersebut, tiba-tiba teringat akan sebuah puisi milikku. Puisi dengan tema Kartini. Akhirnya aku memutuskan menyalin ulang di sini. Walaupun sebenarnya aku tidak percaya diri membaca puisi ini.
Entah kenapa menurutku serupa tugas sekolah. Setiap membacanya, selalu membayangkan penulisnya masih duduk di bangku SD atau SMP. Entahlah, mau mengubahnya pun aku tidak ada ide. Jadi biarlah tetap dipos, karena mau jelek pun tidak ada yang menilai karena ini bukan lomba. Ada yang mampir membaca saja, sudah bersyukur.
Oke, deh … sepertinya kata pembukaannya kepanjangan nih. Jadi langsung saja ke puisi di bawah ini.
Kartini
Darah biru yang menjadi jati diri
tidak membuat hilang empati
Usia 12 tahun sudah dipingit
tidak membuat berpikiran sempit
Pahlawan bangsa gelar kini
tersemat indah sebagai pejuang emansipasi
Dirimu memang tidak memanggul senjata
tidak bergerilya melawan dengan perkasa
Jemari mungil menggoreskan pena
curahkan ide cemerlang untuk kemajuan bangsa
Cakrawala hati yang berpendar
rindu kebebasan bagi kaum perempuan untuk belajar
bukan berdiam namun menuntut ilmu
biar jangan terkungkung tetapi harus maju
Aku mau, itulah motto dirimu
Rela lelah jiwa raga demi cita-cita mulia
atas dasar ketuhanan, kebijaksanaan serta keindahan
Usia memang begitu singkat
Namun jasamu selalu diingat
Kaum perempuan kini boleh sejajar menjadi Kartini masa kini
bahu membahu meningkatkan derajat bangsa
Kartini, namamu abadi
Terima kasih telah menjadi bagian bangsa ini
Terima kasih untuk pemikiran hebat darimu
Pematangsiantar, 30 Januari 2021
Gassmom