Euforia Mandalika begitu nyata, merebak ke penjuru Nusantara. Namun, ada satu lagi yang ikut trending selain berita MotoGP 2022. Tak lain dan tak bukan tentang Ibu Rara Isti Wulandari, pawang hujan yang bertugas di sana untuk menstabilkan cuaca. Apalagi ketika videonya yang sedang berjalan di sirkuit untuk meredakan hujan begitu viral.

Seperti biasa, komentar pro dan kontra pun bermunculan dari para netizen. Walaupun bukan pendukung hal-hal begitu karena tidak sesuai dengan keyakinan, namun secara pribadi aku cukup tertarik dengan berita tersebut. Karena bagaimanapun itu adalah salah satu dari kekayaan budaya Indonesia yang harus kita hargai. Terlepas dari keyakinan yang berbeda, bukankah sudah seharusnya saling menghormati untuk setiap keyakinan itu? Bahkan seharusnya kita senang karena ada lagi keunikan Indonesia yang bisa ditunjukkan ke dunia internasional. Kearifan lokal yang dipertontonkan dengan tidak malu-malu.
Mengenai pawang hujan sendiri, sebenarnya bukan hal baru juga. Sepertinya hampir setiap daerah di Indonesia mengenal hal tersebut. Walaupun sepertinya di kampung kami tidak ada, namun aku sering mendengar istilah pawang hujan ini di kampung kakek dari mama.
Aku ingat sewaktu masih anak-anak, di kampung kakek tersebut ada pesta dan kami datang. Seperti biasa, maka pawang hujan akan disertakan untuk mencegah turunnya hujan. Namun ternyata pada hari tersebut, terdapat banyak pesta dan semua memakai pawang hujan. Maka terjadilah tanding ilmu, siapa yang paling hebat. Ternyata pawang hujan yang di tempat kami terkalahkan, terbukti dengan turunnya hujan deras.
Seiring dengan berkembangnya agama, sepertinya hal tersebut terlupakan. Aku bahkan sempat mengira kalau tidak ada lagi pawang hujan. Akan tetapi ternyata aku salah.
Beberapa waktu lalu, ada sebuah event kota di mana aku juga turut di sepanjang acara. Aku sempat heran melihat salah satu tim kami yang terus menggendong tas ransel di punggung. Bahkan ketika aku meminta si bapak tersebut untuk menerima sertifikat penghargaan untuk kecamatan kami, dia mengatakan tidak bisa melepaskan ransel yang di punggungnya. Akhirnya aku yang menerima, padahal seharusnya si bapak ini, karena itu daerah binaannya.
Karena penasaran akhirnya aku bertanya, kemudian dijawab kalau sedang membawa amanah dari pawang hujan. Ada sebuah jarik batik yang dimasukkan ke ranselnya dengan syarat sepanjang acara harus terus digendong, tidak boleh diturunkan. Memang acara tersebut lancar jaya, tidak ada hujan sama sekali. Padahal hari sebelumnya hujan deras disertai angin, sampai kami harus menata ulang persiapan yang telah dibuat.
Ketika aku mencetuskan rasa penasaran terkait pawang hujan ini, si bapak malah mengatakan bahwa itu hal biasa. Menurutnya, setiap acara besar begitu pasti memakai pawang hujan. Pawang hujan tersebut memang tidak hadir di tempat, namun memberikan suatu amanah untuk salah seorang perantara. Ketika aku menyinggung terkait zaman sudah modern dan agama sudah mendominasi, si bapak mengatakan kalau si pawang hujan juga menganut salah satu agama resmi di Indonesia. Si bapak juga mengatakan, bahkan pesta biasa masih sering memakai pawang hujan.
Pawang hujan memang menuai pro dan kontra karena muncul di kancah internasional sekelas Mandalika. Akan tetapi menurutku, terlepas dari keyakinan yang berbeda, itu adalah kearifan lokal yang harus kita hormati. Kita boleh tidak yakin, akan tetapi sebagai budaya bangsa harus kita hargai. Paling tidak, jangan sampai malah menjadi tim penghujat. Kalau bukan kita lagi yang menghargai kearifan lokal negara sendiri, siapa lagi?
Gassmom, 21 Maret 2022
9 replies on “Pawang Hujan”
[…] Pawang Hujan […]
SukaSuka
Kalau saya justru melihat fenomena pawang hujan di Mandalika ini sebagai “gimmick” marketing yang cerdas dari seorang pak Erick Thohir. Sudah barang tentu in promosi gratis atas nama sirkuit Mandalika dan Indonesia tentunya, mendunia dan jadi bahan pembicaraan orang.
Mereka yang penasaran akan datang ke Mandalika di perhelatan MotoGP tahun depan, tentunya pasti inngin menonton race dan tentu saja, mbak Rara – sang Cloud Engineer yang mencuri perhatian 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Yupz, masuk akal juga.
Dan sepertinya memang sangat berhasil.
SukaDisukai oleh 1 orang
betul, itu adalah ritual kepercayaan yang juga harus dihargai.
SukaDisukai oleh 1 orang
Yups, dan bagaimanapun itu adalah warisan asli Indonesia. Sudah ada jauh sebelum keyakinan sekarang datang ke Indonesia
SukaSuka
Pak lek saya yang dukun kalau mau hajatan selalu dimintai tolong untuk menghalau hujan. Caranya adalah mencari kodok hidup, kemudian di masukkan wadah kemudian diletakkan di atas genting yang punya hajat. Dan hingga saat ini, belum pernah gagal…
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, unik juga ya caranya.
Setiap pawang sepertinya memiliki cara masing-masing.
SukaSuka
Lagi hits bangeet nihhh soal si pawang hujan. Apalagi bayaran yang didapat dr even kemarin lumayan fantastis 😁
SukaDisukai oleh 1 orang
Hits pokoknya.
Benar, sangat fantastis honornya.
Dan aku juga baru tahu, ada yang mengatakan bahwa setiap event besar ternyata ada anggaran untuk pawang hujan.
SukaSuka