Seperti biasa, begitu bangun pagi Sachio langsung membereskan tempat tidur, ke kamar mandi, minum air putih. Setelah itu langsung bergegas ke kandang ayam.
Mama yang masih sibuk di dapur sudah sangat hapal dengan rutinitas tersebut. Biasanya dia akan berada di kandang ayam sampai Mama memanggil untuk sarapan. Sebenarnya tidak ada yang dia lakukan di sana. Hanya memandang ayam-ayam dan memanggil nama dari setiap ayam. Terkadang juga mengelus ayam yang dia senangi.
Entah bagaimana caranya, setiap ayam mempunyai nama dan dia bisa mengenalnya. Mama sendiri tak habis pikir, karena sepertinya hanya dia yang terpikir menamai setiap ekor ayam dengan nama unik. Anak lain juga ada yang memiliki ayam tapi belum ada temannya yang menamai ayamnya begitu.
Akan tetapi, pagi ini sepertinya ada yang berbeda. Baru saja dia sampai di kandang ayam, langsung kembali ke rumah dengan air mata berlinang. Bergegas memanggil Papa yang masih santai di kamar.
Mereka berdua pun kembali ke kandang ayam. Tidak berapa lama terdengar tangisan sedih. Sachio menangis tersedu. Ternyata salah satu ayamnya sudah mati, ayam jantan muda bernama Jek. Tangisannya mengundang kedatangan Sarah, si kakak dan Raja, tetangga depan rumah. Mereka berusaha menghibur Sachio, tapi dia tetap menangis tersedu. Sachio bahkan tidak peduli ketika tetangga depan rumah mengoloknya.
Ada-ada saja memang anak lelaki yang satu ini. Bisa-bisanya menangis begitu. Akan tetapi memang masuk akal kalau dia begitu sedih. Si Jek ini merupakan ayam yang paling dia manjakan. Bahkan saking sayangnya, beberapa kali dia menggendong ke rumah dan memberi makan dengan tempat spesial. Semua temannya sampai mengenal si Jek.
Si Jek ini pun sepertinya tahu kalau dia disayang. Setiap hari tempat bermainnya lain sendiri. Kalau yang lain masih bermain disekitar kandang, si Jek main di halaman rumah. Semua menjadi kenal dan dekat dengannya. Ketika Sachio ditegor untuk jangan terlalu memanjakan, dia selalu menjawab bahwa Jek itu spesial karena merupakan pewaris keturunan si Jago, ayam jantan yang lebih tua. Si Jago juga salah satu ayam kesayangannya tetapi tidak dimanja seperti Jek.

Pict . Gassmom
Entah apa yang terjadi dengan si Jek, memang katanya kemarin dia malas makan. Tidak tahunya hari ini mati, membuat Sachio begitu sedih. Saking sedihnya, dia sempat tidak mau makan. Walaupun akhirnya makan juga setelah Mama turun tangan membujuknya.
Gassmom, 16/09/2021
2 replies on “Si Jek Mati”
Ikut sedih untuk Sachio…
SukaSuka
Is this a true story or is it imagined? It is so believable. 🙂
SukaSuka