“Cieee, ada yang belum move on ….”
“Hmmm, CLBK nih ye. Cinta lama belum kelar ….”
Kelakar itu sering didengar bila seseorang berceloteh lagi tentang mantan dalam hidupnya. Entah bagaimana, ada sesuatu yang seru bila sudah mulai merembet membahas mantan.
Berbicara tentang mantan. Kalau melihat artinya di KBBI. mantan adalah man·tan a bekas pemangku jabatan (kedudukan): ia — gubernur yang sekarang aktif dalam organisasi sosial.
Berarti mantan erat kaitannya dengan jabatan dalam suatu organisasi atau pemerintahan. Tetapi kenapa seseorang yang pernah menjadi bagian hidup kita di masa lalu juga disebut mantan ya? Tetapi mungkin pemangku jabatan di sini bisa juga jabatan dalam hati. Pemangku jabatan kekasih hati misalnya, atau pemangku jabatan suami/istri. Jadi setelah mereka berlalu jadilah bekas pemangku jabatan tersebut dan disebutlah mantan. Ya, kira-kira begitulah mungkin.
Nah, itulah dulu sedikit pembahasan tentang mantan ala Gassmom. Jadi sekarang aku mau bercerita lagi tentang sebuah antologi puisi yang aku ikuti dan bukunya sudah terbit berjudul DE MANTANS Dalam Jejak Kenangan.

De Mantans

Buku ini adalah antologi puisi dan prosa dengan tema mantan. Sebenarnya sudah dijelaskan oleh Bayu Win sebagai penanggung jawab event bahwa mantan di sini bukan dalam artian sempit sekedar untuk mantan kekasih ataupun mantan pasangan. Boleh mengangkat dari konteks bebas, mungkin mantan gebetan, mantan bos, mantan ibu kost atau malah di luar konteks pasangan hidup.
Namun ketika membaca puisi demi puisi maupun prosa, hampir semua mengangkat tajuk mantan pasangan hidup. Jadi tak bisa dipungkiri, bahwa kata mantan memang lebih melekat ditujukan kepada eks pasangan.
Aku sendiri menjadi kontributor untuk sebuah puisi berjudul “Indah Itu Pernah Ada”. Sebuah puisi bebas yang terdiri dari 6 bait, di mana setiap bait terdiri dari 4 larik. Awalnya mau membuat puisi berima, tapi tidak jadi karena terdesak waktu. Aku memutuskan ikut persis pada tanggal deadline karena sempat maju mundur memutuskan ikut atau tidak.
Ada 35 kontributor puisi dan prosa dalam antologi ini. Awalnya aku mengira kalau para kontributor adalah orang-orang muda yang masih lekat dengan gelora asmara. Namun ternyata aku salah, perkiraan itu melesat jauh. Para kontributor malah para senior, kebanyakan sudah berusia 50-an. Rata-rata mereka memang pegiat sastra di daerah masing-masing. Suatu kesenangan tersendiri berada dalam satu buku bersama mereka. Sangat menarik membaca puisi dari para pegiat sastra. Bisa menjadi sarana belajar juga. Walaupun mungkin aku tetap dengan ciri khas ala aku dan tidak akan pernah bisa mengikuti mereka, namun aku menikmati membaca puisi-puisi karya mereka.
Penggalan puisiku
Judul Buku : DE MANTANS Dalam Jejak Kenangan
Penulis : Antologi 35 Penulis
Penerbit : Teras Budaya Jakarta
Tahun Terbit : Cetakan I, Mei 2021
Jumlah Halaman : 92 halaman
Gassmom, 30/06/2021
7 replies on “DE MANTANS Dalam Jejak Kenangan”
[…] rampung dengan antologi puisi De Mantans, Teras Budaya membuat event lagi. Masih antologi puisi, dengan tema lingkungan hidup. Ternyata ini […]
SukaSuka
mantapu jiwamu …. keren Bu
SukaSuka
Apalagi jika para mantannya ditampilin foto fotonya.. Makin serruuu
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, iya ya pasti makin seru ha ha ha
SukaSuka
ih tambah kereeen..semakin banyak yang mengakui
SukaDisukai oleh 2 orang
Ha ha ha, keren apanya. Hanya untuk menyenangkan hati seperti biasa
SukaDisukai oleh 1 orang
gak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini.
SukaSuka