Malam semakin larut, suara binatang malam pun kian ramai menghiasi. Namun, aku belum juga bisa mengambil keputusan. Malah semakin tenggelam dalam kegalauan. Tak ada titik kesimpulan yang dapat diambil.
Diary mungil yang sedari tadi menemani pun tidak banyak membantu. Alih-alih membantu, malah menambah kegalauan hati. Bagaimana tidak semakin galau, bila memandang sampulnya saja, seolah memutar ulang hari-hari indah penuh kisah tentangmu.
Aku tidak rela harus kehilangan hari-hari berhias pelangi tersebut. Sementara besok adalah hari terakhir bagiku memutuskan, masa depan di negeri seberang atau tetap berada di sini menikmati kebahagiaan dengan sosokmu.
Dirimu, yang telah mencuri hati ini. Menghadirkan desiran aneh yang awalnya tidak kumengerti. Sampai akhirnya menyadari, telah jatuh hati kepadamu, sosok sempurna yang selalu aku impikan. Malam ini, aku kembali memikirkan tentangmu dan masa depanku. Langkah mana yang harus aku pilih. Sungguh suatu hal yang sulit bagiku.
***
Pagi yang cerah, cahaya mentari merekah menghias bumi.
Aku sengaja bangun lebih cepat. Aku sudah merencanakan sesuatu dan berniat mengeksekusi pagi ini juga. Taman di komplek perumahan menjadi tempat tujuanku. Berolahraga sejenak sambil menunggu dirimu muncul seperti biasa untuk sport pagi.
Ternyata tidak perlu menunggu lama, aku baru saja berlari satu putaran, ketika dirimu muncul. Seperti biasa, deguban di dada ini tak bisa aku redam, bergejolak tak menentu setiap bertemu dirimu. Kali ini lebih parah, karena bercampur gugup yang susah payah aku sembunyikan.
Akan tetapi tekadku sudah bulat, harus kulakukan pagi ini juga.
Aku pun berusaha mengimbangi langkah kakimu untuk berlari sejajar.
“Hai, selamat pagi.” sapaku.
Dirimu menoleh, rasanya jantung ini ingin meloncat saking gugupnya.
“Selamat pagi.” Hanya jawaban singkat itu, kemudian kembali berlari. Merentangkan jarak antara kita, kian lama kian jauh.
Aku pun berhenti berlari, berbalik arah untuk kembali ke rumah. Aku sudah menemukan keputusan.
Gassmom, 23/02/2021
#MasihBelajar