Malam ini, ingin rasanya membuat sebuah tulisan tapi tidak tahu menulis apa. Iseng, aku buka-buka draft lama. Siapa tahu ada tulisan yang tanggung dan dapat dilanjutkan kembali. Aku pun menemukan draft ini. Ada 5 puisi dengan tajuk kematian yang aku tulis pada 20 November 2018. Seyogyanya ini memang untuk sebuah projek, namun gagal dan akhirnya terperangkap dalam draft pribadi. Setelah aku pikir-pikir, akhirnya aku memutuskan untuk pos dan simpan di blog ini saja, daripada terkurung dalam draft dan akhirnya terlupakan. So, ini dia kelima puisi tersebut.
Elegi Duka
Upaya maksimal mereka berucap
daya sepenuh teriring doa tulus naikkan pinta
tiada makna ternyata, kehendak-Nya jua jadi
melangkah sudah tuju nirwana abadi
berpisah raga dengan jiwa
fana dunia ditinggal
sosok terkasih tiada lagi
remuk redam seisi jiwa lunglai segenap sendi
hancur hati seakan tak terobat
belenggu duka kuasai gelap gulita melingkupi
Sekuat upaya persiapkan diri demi dengar kabar terburuk sia-sia ternyata
sungguh kematian nyata merenggut terkasih dari sisi
tanda tiada semua tiba-tiba
bercanda masih dihari kemarin umbar cerita indah songsong masa depan bahagia
beda alam kini
berharap mimpi namun nyata adanya
isak tangis tiada tertahan renjana ingin menjerit
elegi duka sesakkan jiwa
Pematangsiantar, 20 November 2018
Hati Tak Bernyawa
Lagi
Teriris hati
Berdarah
Pedih
Sadis sembilu berbalut aksara berbisa menikam kian menghujam
Laku bejat terpampang jauh dari taubat
Tak mengenal waktu
Hancur hati merana jiwa,
Kini
Pedih musnah darah mengering
Segala laku segenap aksara terpampang masih
Tak perduli biar berlalu tanpa makna
Biadab itu sekedar dagelan di hadapan netra
Hati beku seiring sirna riak kehidupan
Luka demi luka melenyapkan rasa
Hati tak bernyawa sudah
Pematangsiantar, 20 November 2018
Nurani Telah Mati
Laju kehidupan tiada terbendung
Geliat teknologi membelenggu menguasai setiap aspek
Dunia di genggaman seolah dekat tak berbatas
Layar segiempat kebutuhan mutlak sarat pesona warna warni gegap gempita
Apa siapa bilamana bagaimana tergantung mau
Hidup kian hidup
Media sosial sang primadona bak raja masa kini
Hamparan aksara indah berhias paras menawan
Pertandingan tersirat tanpa syarat tersurat
Terutama serta pratama hasrat bergelora
Musibah dan bencana disambut layar segiempat
Teriak tolong tiada hirau
isak tangis pelengkap dokumentasi belaka
Umbar senyum kala duka hal biasa
Rekam bagi tuai puji
banjir komentar adalah perjuangan
Empati tiada
Simpati sekedar bualan sebatas diksi hias halaman idola
Hati beku nurani kaku bahkan mati sudah
Miris
Hanya mampu berucap
Turut berdukacita atas matinya sang hati nurani
Pematangsiantar, 20 November 2018
Seandainya Boleh
Hidup adalah Kristus mati adalah untung
Aku tahu ucap dan yakin
Tapi kenyataan
Ya Tuhan,
Sungguh aku manusia biasa
Kabar duka silih berganti kiri kanan sekitar
Media sosial pameran dukacita
Si anu berpulang si anu tiada
Telah kembali ke rumah Bapa di Surga
Inna Ilaihi wainailaihi rojiun
Rest in peace
Bencana seakan berlomba melanda belahan bumi renggut nyawa tanpa welas asih
Tak urung kecut hati gamang jiwa
Masihkah mengucapkan hidup adalah Kristus, mati adalah untung?
Ampuni Tuhan
Hamba manusia biasa
Sungguh ingin berkata aku mau hidup seribu tahun lagi
Seandainya boleh naikkan pinta
Pematangsiantar, 20 November 2018
Mati Sudah
Hai, kamu
tiada guna lagi berjuta aksara kau rangkai
tiada guna
senandung indah sarat puja
diksi puitis berbalut rayu maaf serta pinta
sia-sia belaka percuma lelahmu
mengejar setiap langkah awasi gerak gerikku
rangkaian bunga, untaian permata berlian batu nan mulia sudah campakkan saja
Tertutup sudah hati
celah tiada walau setitik
Pergilah
jauh
dari pandangan netra
dari kehidupan
Kau bukan apa-apa
kau bukan siapa-siapa
mati sudah
Rasa telah mati untukmu.
Pematangsiantar, 20 November 2018
-Gassmom-
7 replies on “Lima Puisi dari 20 November 2018”
[…] – Lima Puisi dari 20 November 2018 > Disebutkan ini puisi tajuk kematian tapo tiap bait katanya indah […]
SukaDisukai oleh 1 orang
disebutkan ini puisi tajuk kematian tapo tiap bait katanya indah beneran.
SukaDisukai oleh 1 orang
Oh, ya?
Thanks sdh mampir dan membaca ya.
SukaSuka
selamat siang, terima kasih sudah berkunjung ke blogku, blog ini juga keren kok… semangat berbagi dengan menulis dan salam literasi
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih sudah berkunjung Ibu.
Semangat untuk kita semua.
Salam literasi juga🙏
SukaSuka
Iya, Pak. Sempat tak bisa koment. Kemarin memang ada stell sesuatu utk pemberitahuan email, semua ku off. mungkin karena itu.
SukaSuka
Mantab puisinya. Sayanf memang kalau berhenti di draft. Eh, td komentarnya swmpwt off ya, Ito?
SukaDisukai oleh 1 orang