Kategori
Daily Stories

Manisan Salak yang Tak Pernah Jadi

Buah salak merupakan salah satu buah favorit di rumah kami. Yang menjadi pilihan utama biasanya adalah salak pondoh karena dijamin pasti manis. Walau pun begitu, sering juga membeli salak biasa seperti salak Sidempuan dan berbagai salak dari daerah sekitar. Karena salak biasa menjanjikan sensasi kesegaran dan kenikmatan tersendiri di balik rasanya yang tidak semanis salak pondoh.

Pict. Pint

Kalau salak pondoh, bisa dipastikan dan dijamin pasti semua manis. Tetapi kalau salak yang lain belum tentu. Sepertinya tergantung rezeki. Kalau lagi beruntung, bisa semua yang dibeli manis dan segar. Kadang sebagian manis sebagian sepat. Tetapi kadang bisa apes juga, bisa semua yang dibeli ternyata sepat.

Kalau hanya sepat sebagian, masih bisa diberi ampun. Apakah terbuang atau dipaksakan dikunyah dengan ekspresi merem melek menahan rasa sepat.

Tapi kalau semua ternyata sepat, ini yang menjadi masalah. Siapa juga yang tahan menghabiskan rasa sepat itu?

Untuk mengatasi itu, biasanya kami pun mengolahnya menjadi manisan salak. Biji salak dikeluarkan terus dagingnya direndam pakai sedikit garam selama 1 malam. Besoknya rendamannya dibuang dan diganti dengan larutan air gula yang telah dimasak sampai mendidih serta didinginkan.

Mulailah proses si salak untuk menjadi manisan. Menurut teori, manisan akan sempurna setelah 4 atau 5 hari. Pada saat itu gula akan meresap sempurna, airnya juga sudah berkurang sehingga rasanya pun nikmat.

Begitulah biasanya yang aku lakukan bila menemukan salak sepat dalam jumlah banyak.

Sudah berulangkali aku mengolah salak sepat menjadi manisan. Selama pengolahan sepertinya tidak ada kendala. Tetapi yang menjadi masalah adalah bahwa manisan itu tidak pernah jadi. Aku belum pernah merasakan hasil manisan yang sempurna.

Karena bagaimana mau sempurna, dari 5 hari yang ditargetkan ternyata masih hari ke-3 pun kadang sudah ludes. Ada saja tangan yang menuangkannya sedikit demi sedikit ke mangkok. Alasannya mencicipi.

Bahkan bukan mereka saja, terkadang pelakunya adalah aku sendiri. Apalagi kalau cuaca gerah dan baru melakukan pekerjaan yang agak melelahkan, maka makan salak calon manisan itu rasanya nikmat dan segar.

Jadi jangan heran kalau manisan salak itu tidak pernah jadi di rumah kami.

Gassmom, 291020

Iklan

Oleh Sondang Saragih

Semua baik, apa yang Tuhan perbuat dalam hidupku.
Everymoment Thank God.

16 replies on “Manisan Salak yang Tak Pernah Jadi”

Rajinnya dibikin manisan, kak. Saya kalau dirumah ada salak sepat gitu ya dimakan aja, nggak kepikiran mau dibuat manisan. Bisa nih buat ide nanti hehe

Disukai oleh 2 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s