Kategori
story of my life

Keraguan Yang Dipatahkan

Pernahkah ada saat dalam hidup kalian meragukan diri sendiri untuk sebuah masa depan? Memutuskan sesuatu karena tidak yakin dengan diri sendiri? Tetapi ternyata yang terjadi justru sebaliknya?

Ide menulis ini muncul ketika membaca sebuah tulisan bagaimana si penulis meragukan dirinya apakah bisa menjadi orang tua kelak, penulis saat ini masih lajang dan mungkin belum ada niat untuk menikah.

Jadi pada tulisan ini, aku mau cerita kalau pernah berada di situasi pemikiran seperti itu. Sedari sekolah lanjutan sampai usia 20-an awal.

Saat itu, keinginan demi keinginan tidak masuk akal selalu muncul menghias pemikiranku. Ingin melajang seumur hidup. Ingin bebas tanpa ikatan sampai menutup mata. Terkadang, aku berniat untuk menjadi suster Katolik saja untuk memuluskan niat itu. Padahal aku bukan penganut Katolik. Hal itu bahkan pernah kusampaikan kepada orang tua dan seperti yang sudah diduga, omelan dan tanda tanya pun berhamburan. Tetapi setelah semakin dewasa, aku juga menyadari sepertinya niat itu hanya terobsesi dari cerita atau film yang aku tonton.

Mungkin kesimpulan pertama bagi yang berkenan membaca ini pastilah mengatakan kalau aku pernah patah hati sangat hebat sampai memikirkan langkah yang tidak masuk akal. Bahkan orangtuaku juga mempunyai pemikiran yang sama bahkan lebih parah lagi, mereka mengira aku mengalami kelainan dan orientasi yang berbeda padahal mereka tahu pasti kalau aku pernah menjalin kisah dengan lelaki. Tetapi sebenarnya bukan, aku sama sekali tidak pernah patah hati. Aku menjalin hubungan dengan laki-laki dan aku juga menikmati saat menyukai dan disukai lelaki.

Yang membuatku tidak ingin menjalin sebuah ikatan hanyalah karena aku tidak ingin terikat. Aku ingin bebas tanpa aturan yang menurutku tidak mengenakkan. Aku juga meragukan apakah aku bisa menjadi orangtua, menjadi seorang ibu karena aku tidak pernah tertarik untuk bermain atau pun bercanda ria dengan anak kecil. Dengan kata lain aku bukan penyayang anak kecil, berbeda dengan wanita-wanita lain kalau melihat anak kecil pasti langsung gemas dan mengajak bermain.

Bahkan ada keinginan yang lebih lucu yaitu aku tidak akan pernah menikah tapi harus mempunyai satu orang anak untuk mendampingi hari tua kelak. Niatnya harus dari rahim sendiri tapi karena itu berarti aib jadi rencananya akan mengadopsi.

Sekarang, mengingat semua obsesi itu terkadang rasa geli yang muncul. Sebuah pemikiran aneh dan memang mengundang tanda tanya besar bagi siapa pun yang mengetahuinya.

15 tahun berlalu sejak aku memutuskan menghalau jauh pemikiran itu dan melangkah sebagaimana manusia normal lain. Awalnya sempat terbersit pemikiran, apakah Tuhan akan memberikan keturunan sehubungan dengan pemikiran dan niat aneh sebelumnya, ditambah lagi aku merasa bukan seorang yang akan becus merawat anak.

Tetapi lagi-lagi keraguan itu ditepis jauh-jauh. Bukan hanya 1 malah 4, membuatku kadang tak habis pikir dengan kebaikan dan rencana Tuhan. Bagaimana bisa, seorang seperti aku diberkati seperti itu. Aku sering merasa tak layak walaupun akhirnya suatu pencerahan muncul di hati, diberi karena Tuhan tahu aku sanggup. Memang aku belum bisa menjadi ibu yang terbaik bagi mereka tapi bagaimanapun aku tetap berusaha dan memohon hikmat kiranya dimampukan.

Tulisan ini mungkin hanya goresan tak jelas dari sebuah pengalaman yang pernah merasakan bagaimana keraguan itu muncul tetapi seiring waktu ternyata hal berbeda yang terjadi. Keraguan boleh ada tetapi jangan membuat kita menghentikan langkah sebelum waktunya. Karena semua akan indah pada waktunya. Bahkan jauh lebih baik dari apa yang kita pikirkan. Dari situ aku belajar untuk tetap mengikuti alur kehidupan karena akan banyak hal indah, kejutan-kejutan manis yang kita terima dari Sang Empu kehidupan.

Gassmom-

Pematangsiantar, 090420

Oleh Sondang Saragih

Semua baik, apa yang Tuhan perbuat dalam hidupku.
Everymoment Thank God.

11 replies on “Keraguan Yang Dipatahkan”

Barangkali keraguan itu hal yang biasa menimpa seseorang. Ingat kan lagu berjudul “Keraguan” yang dinyanyikan oleh 2D? Cukup jelas menggambarkan keraguan.

Dengan berjalannya waktu, akhirnya Mbak dapat menepis keraguan itu, berkeluarga dan kini sudah mempunyai 4 anak…

Selamat ya Mbak kini sudah yakin bahwa ternyata Mbak bisa menjadi ibu yang baik.

Salam dari Sukabumi, Mbak.

Disukai oleh 1 orang

Tidak ingin terikat pada siapapun. Ah, pas remaja, aku pernah iri sama mereka yang punya pacar, sedangkan aku cari temen aja susah. Kalau sekarang ketika temen” ribut ngomongin cinta”an atau sampai ngobrolin pernikahan, aku malah tak begitu peduli.

Tulisanmu membuatku merasa tidak sendiri.. dan semoga, ini memang hanya fase yang perlu di lewati, bukan sesuatu yang menetap.

Disukai oleh 1 orang

Pernah juga berada disituasi yg kyk gini moms, tapi kalau dipikir-pikir lagi kadang dari berbagai macam keraguan itu, muncul setitik keberanian untuk memulai. Kalau tidak pernah ragu, mungkin tulisan ini tidak akan pernah ada.

Suka

Yaampun mom, aku sedang berada di fase itu. Ragu, ragu, dan ragu. Bahkan seperti hilang respect sama orang lain😭

“Keraguan boleh ada tetapi jangan membuat kita menghentikan langkah sebelum waktunya.”

Terima kasih untuk pencerahannya mom❤

Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan ke sondang Saragih Batalkan balasan