Efek dari si covid ternyata cukup besar juga melanda gadgetku. Serangan demi serangan bertubi-tubi menghantam, setiap hari bahkan setiap jam. Membuat gadget yang bukan merek terkenal dan harga murah ini pun nyaris kolaps.
Entah apa yang merasuki semua orang di setiap WhatsApp grup yang ku ikuti. Semua mendadak begitu sibuk. Sibuk mengirim video, salinan, gambar dan entah apa saja terkait si covid. Seakan ada sebuah perlombaan siapa duluan memberi informasi maka dia pemenangnya. Entahlah, rasanya begitu kacau. Belum lagi kalau ternyata orang tersebut ada dalam beberapa grup bersama. Misalnya 3, maka ketiganya akan menerima hal yang sama.
Begitu juga di medsos lain, semua seakan berlomba share, padahal apa yang dibagi belum tentu valid dan jelas kebenarannya. Alih-alih memberi informasi malah menambah kepanikan.
Aku sendiri belum pernah ikut membagi karena menurutku sangat unfaedah. Belum bisa berbuat apa-apa, paling tidak jangan menambah kericuhan
Tapi untuk sebuah tautan ini, aku membagikan dengan sukacita. Sebuah video lagu Bahasa Simalungun yang berjudul Monang do Ahu yang artinya aku menang. Cocok dengan situasi saat ini, kita sedang dalam perjuangan melawan badai. Kepanikan dan ketakutan bisa menyelimuti tapi bila kita berpengharapan dan menjadikan Tuhan sebagai perlindungan maka pasti dikuatkan dan dimampukan sehingga bisa menang dalam melewati badai sekalipun.
Lagu yang penuh inspirasi dan memberi penguatan.
Selain muatan positif begitu kuat, yang membuat lagu ini semakin hidup dan menarik adalah yang menyanyikan. Di video tersebut, bukan hanya dinyanyikan oleh satu orang tetapi beberapa pendeta yang menyanyikan di kediamanan masing-masing karena harus stay home, video mereka kemudian disatukan dan diedit sedemikian rupa sehingga menghasilkan satu klip. Yang menyanyikan juga adalah Bapak dan Ibu Pendeta yang namanya sudah cukup dikenal antara lain Bapak Ephorus GKPS, Sekjen, Pendeta senior dan Pendeta Resort. Jadi menyaksikan mereka menyanyikan lagu tersebut seakan mendapat suatu kekuatan baru dan perlindungan dari mereka yang menjadi tetua di GKPS saat ini.
Video diawali dengan sebuah prolog tentang situasi saat ini oleh Bapak Ephorus. Lagu tersebut merupakan ciptaan dari Pendeta GKPS, digubah sedemikian rupa dengan iringan musik tradisional Simalungun.
Sangat terberkati mendengar lagu tersebut dan melalui tulisan ini juga aku membagikan lagi lirik dan tautan video tersebut. Kiranya bisa menjadi berkat juga bagi yang membaca dan menonton videonya.
Monang Do Ahu
(Cipt : Pdt Dharma Sitopu STh)
Tuhan …Ham do pangajamanku, haporusanku
Tuhan …
Ham do batar-batar ku, Ham Rajakin
Tuhan …
Ham do sibalosanku, bai goluhkon
Ham parholong ni atei, ase lang au mandolei itogu ham do au …
Reff.
Sonang do Au , sonang do uhurhin mandalani goluhku
Ai Tuhan kin mardalan rapkon au manogu tangankin
Ge sipata roh paruntolan in sompong mandorap au monang do au
Ai tuk do gogohkin Ibere Tuhan kin…
Age gilumbang haba haba, seng au mabiar
Age mardalan bai nagolap, pos uhurhin
Ai seng tadingkonon mu au bai pardalanankin
Ai roh do Ham Tuhanku lao mangurupi au Paluahkon au …
Ai roh do Ham Tuhanku lao mangurupi au Paluahkon au …
Monang do au …
-Gassmom-
Pematangsiantar, 020420
2 replies on ““Monang do Ahu”- Pengharapan Di Tengah Badai”
Berbagi pengharapan bukan menambah kepanikan, setuju sekali. Salam hangat tuk keluarga Siantar ya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih Ibu.
Salam kembali untuk Ibu dan keluarga.
SukaSuka