“Tolong supaya keluarga pasien menunggu di luar dulu. Agar kita memeriksa pasien dan memberi perawatan.” Dengan suara lembutnya Suster Pipin menyarankan kepada keluarga pasien yang lebih dari 10 orang itu keluar dari IGD.
“Baik Suster.” Seperti sudah diatur sebelumnya, mereka menyahut dengan kompak dan keluar dari ruang pemeriksaan.
Suster Pipin pun menutup pintu IGD dan kembali ke tempat tidur pasien yang sedang dia tangani sebelumnya.
Dokter Rani nampaknya sudah selesai melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien tersebut.
“Suster Pipin, luka pada kaki sepertinya perlu dijahit. Jangan lupa dibersihkan terlebih dahulu. Selain itu tidak ada luka serius. Hanya nanti kita lakukan Thorax foto karena Bapak ini mengeluh dada terasa sakit. Mungkin ada benturan sewaktu jatuh tadi.” kata dokter Rani.
“Baik Dokter.” jawab Suster Pipin. Dengan cekatan, Suster Pipin pun mempersiapkan alat untuk hecting, kemudian menarik troli peralatan ke tempat tidur pasien.
Brakk!
Tiba-tiba terdengar pintu IGD dibuka dengan kasar. Seorang laki-laki separuh baya masuk dan berbicara kuat. “Mana pasien bernama Poltak tadi. Sudah ditangani dia? Siapa dokter jaga di sini?”
Suster Pipin yang sedang meminta informed Consent kepada pasien pun kaget dan bergegas menemui laki-laki separuh baya yang sudah masuk ke ruang IGD itu.
“Bapak, keluarga pasien tolong menunggu di luar dulu ya. “Dengan suara lembutnya Suster Pipin pun meminta Bapak tersebut keluar. Tetapi bukannya keluar, bapak tersebut malah menerobos masuk. Dengan pongahnya berkata, “Koq berani sekali kamu menyuruh aku keluar? Kamu tidak kenal siapa aku?”
“Maaf Pak, saya tidak kenal siapa Bapak. Tolong keluar dulu Pak.” jawab Suster Pipin dengan tegas.
“Eh, kamu ini. Kamu tidak kenal siapa aku? Aku ini Tigor, anggota dewan kota ini.”
“Maaf Pak, saya memang tidak kenal Bapak. Tolong tunggu di luar dulu Pak.” Dengan lembut tapi tegas Suster Pipin membuka pintu IGD dan membuat gerakan silahkan keluar dengan tangannya.
Entah karena tidak tahu menjawab lagi atau karena malu, si bapak tersebut pun keluar.
“Hmm, dasar ya. Baru anggota dewan saja sudah sombongnya minta ampun dan menganggap semua orang harus kenal sama dia.” kata seorang pasien yang tempat tidurnya kebetulan dekat dengan tempat Suster Pipin dan si anggota dewan tadi berbicara.
“He he he, iya Pak.” sahut Suster Pipin.
Suster Pipin pun kembali ke tempat tidur pasien yang dia tangani sebelumnya dan mulai melakukan tindakan.
***
note.
- Informed Consent: Persetujuan tindakan medis
- Hecting: menjahit luka
- Thorax Foto: foto dada, Rontgen dada
- IGD :Instalasi Gawat Darurat
Pict. Pexels
Tulisan Tahun 2018 terkenang memori RS Horas Insani, tahun 2001. Sampai sekarang tetap ngakak so hard kalau ingat ketika Kak Pipin menceritakan kejadian itu.
–Gassmom-
Pematangsiantar, 15 Oktober 2018
10 replies on “Kamu Tidak Kenal Siapa Aku?”
Sebulan lalu saya baru menamatkan drama Korea dr. Romantic Kim. Orang-orang setipe, ‘Kamu tidak kenal siapa saya?’ ternyata bukan cuma produk lokal semata. š¹
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah,,, he he he… kirain memang hanya lokal yang begitu tetapi ternyata di sana juga ya.
SukaSuka
Ga disebut anggota dewan dari partai apa gt non? š
SukaDisukai oleh 1 orang
He he he, nggak tuh
SukaSuka
Pak Dewan justru tidak paham aturan, sayang teramat sayang
SukaDisukai oleh 1 orang
Yah, begitulah…
SukaSuka
Tenang sekali orangnya Sustet Pipin ini š
SukaDisukai oleh 1 orang
Emang,,,,
Aku saja salut melihat dia dan diam² ngefans. Apalagi dia sebenarnya kakak kelasku juga waktu sekolah. Dari sejak sekolah orangnya tenang tapi pasti
SukaDisukai oleh 2 orang
Mendadak ngefans!
SukaDisukai oleh 1 orang
Ha ha ha…
SukaDisukai oleh 1 orang