Kemarin dengar puisi yang sangat bagus dan sangat menyentuh (menurutku). Dibacakan secara live di De Balie – Amsterdam oleh Eko Saputra Poceratu seorang putra Maluku. Sebagai bentuk protes untuk apa yang terjadi saat ini. Polemik demi polemik yang muncul karena perbedaan.
Bolak balik aku putar dan tak bosan-bosan mendengarnya. Iseng aku search ternyata dia punya channel YouTube juga. Ini dia puisinya.
“Tak Harus Sedarah Untuk Menjadi Saudara”
Su paleng lama orang-orang di negara ini
permasalahkan perbedaan itu deng ini
mayoritas mau tekan minoritas
popularitas jadi politik di atas kertas
Apa katong harus seagama
Baru bisa dibilang sesama
Apa katong musti sedarah
Baru bisa dibilang saudara
Apa katong harus sekandung
Baru bisa dibilang gandong
Apa katong musti sesuku
Baru bisa dibilang satu tungku
Apa katong musti seiman
Baru bisa saling cinta?
Apa katong musti seajaran
Untuk saling mengerti perasaan
Kalau baku sayang sedangkal itu
Bagaimana kasih bisa menyatu
Apa beta harus Jakarta
Baru bisa dibilang Indonesia
Apa beta harus makan nasi
Baru bisa disebut NKRI
Kalo keadilan seperti itu
Bagaimana perasaan bisa menyatu
Apa katong harus makan sawi
Untuk jadi manusia?
Apa katong musti satu ras
Untuk jadi manusia waras?
Kalo kemanusiaan sedangkal itu
dan kebinatangan sedalam laut
bagaimana cinta akan terselami?
Apa beta harus lahir di barat
Untuk bisa adil di timur?
Apa beta musti belajar di ibukota
Baru di desa dapa jatah?
Apa beta harus berpolitik
baru distrik dapa listrik?
Apa beta harus punya investasi
Baru dianggap punya kontribusi
Apa beta musti punya tambang
Baru dibilang bisa menyumbang
Apa beta musti punya emas
Baru bisa jadi anak mas
Apa beta musti punya gas abadi
Baru bisa dapat subsidi
Apa katong musti makan raskin
Baru dibilang orang miskin?
Kalau kehidupan sesempit itu
Lapang dada seng cukup tampung dalapang huruf: s-e-n-g-s-a-r-a
Bila ingin mendengarnya langsung boleh buka di:
–Gassmom-
Pematangsiantar, 170120
12 replies on “Tak Harus Sedarah Untuk Menjadi Saudara (Puisi Eko Saputra Poceratu)”
Sudah begitu akut emang toleransi dinegeri kita tercinta ini ya mbak, semenjak pil pil an itu 😦
SukaDisukai oleh 1 orang
Begitulah…🤭
SukaSuka
Ya Allah, keren bgt puisinya..
SukaDisukai oleh 1 orang
Yupz, keren…
SukaSuka
Wah saya telat bacanya Bu’… tengkyu ya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama² Pak.
SukaSuka
saya juga baru baca ini bu.
awesome
SukaDisukai oleh 1 orang
Yes, awesome…
Apalagi kalau didengar cara dia bacanya
SukaSuka
Aku dah puter videonya.
Berapi-api dan emosional.
Membuatku geram
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, kenapa jadi geram? Dan geram sama siapa?
He he he…
SukaSuka
Ah, kau pun tau maksudku
Haha..
SukaDisukai oleh 1 orang
He he he…
Begitulah…
SukaSuka