Menahan diri untuk menjadi netral dalam gonjang ganjing Pemilu menurutku tidak terlalu susah.
Berada dalam profesi yang (katanya) harus netral sudah dengan sendirinya membuat aku mampu menahan diri untuk tidak terjebak dalam satu kubu. Bagiku pilihanku bagimu pilihanmu, saling menghormati.
Satu lagi langkah untuk netral yang paling ampuh menurutku adalah menutup mata untuk segala pemberitaan di media sosial. Saat ini bisa dihitung hanya berapa kali aku membuka medsos dan itu membuat tidak terlalu ambil pusing lagi dengan segala pemberitaan, serangan dan hoax yang berseliweran di beranda.
Semua itu terbukti membuatku tidak terlalu terpengaruh dengan situasi yang kian memanas.
Netral, mengatakannya gampang tapi melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari benar-benar sulit menurutku. Lebih sulit daripada memutuskan untuk netral dalam politik.
Menurutku hal yang paling sulit adalah dalam dunia kerja. Apalagi kalau posisi kita berada di tengah. Masih ada di atas tapi masih ada juga di bawah. Yang di atas menuntut supaya yang di bawah harus bekerja maksimal. Sementara yang di bawah tidak ingin terlalu diintervensi karena menurut status mereka adalah rekrutan dari pusat dan bertanggung jawab ke pusat.
Posisi yang persis seperti mediator yang harus siap terjepit membuat benar-benar susah untuk netral. Harus benar-benar mendengar, menyiapkan telinga dan hati mendengar, harus mampu menahan bibir untuk berkata-kata, harus bisa memilah apa yang harus disampaikan kemana, harus siap diserang dari dua kubu.
Entahlah, rasanya sulit tapi mudah-mudahan selalu diberi hikmat, supaya tetap bertahan untuk netral.
–Gassmom-
Pematangsiantar, 120419
14 replies on “Netral”
repotnya ASN adalah gak dapat kaos 😂😂😂😂
SukaDisukai oleh 1 orang
He he he…
Tak apa2lah yang penting tak kena masalah 😃
SukaSuka
disini yang asn kasian, orang biasa bisa dapat beberapa kaos partai eh.. dianya gak sama sekali😂😂
SukaDisukai oleh 1 orang
He he he…
Dapat juga belum tentu dipakai koq😄
SukaSuka
makin hari makin panas aroma politik ya kak, saya juga nggak ikut ikutan, cukup jadi pengamat aja hehee 😀
mohon ijin untuk memfollow blog anda agar bisa menjalin persahabatan dengan sobat 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Oke.
Sepertinya kita memang sudah saling follow koq☺️
SukaSuka
Setuju, aku juga nggak mau pusinglah. 🤒🤒🤒
SukaDisukai oleh 1 orang
Yupz,,, lebih bagus begitu
SukaSuka
setuju. gonjang-ganjing pemilu di sosial media itu sudah tidak sehat bagi kesehatan akal dan pikiran yang membacanya.
pasang sikap netral hingga hari H. Setelah hari pencoblosan boleh lah kita bilang ke orang lain siapa yang dipilih.
karena di kantorku saja jadi ada dua kubu. pendukung 01 dan 02. semuanya saling beradu argumen, saling mencela, mencibir dan dalih lainnya.
Ok fine, kamu boleh milih siapa aja tergaantung plihanmu. tapi jangan pakai grup whatsapp kantro untuk berantem masalah pilpres. itu yang aku alami ito sondang
aku yang jadi group admin melakukan iddle sementara di gorup tapi mereka pada protes, sebentar kemudian aku buka lagi seperti semula tapi aku bilang di grup : mohon gunakan grup ini dengan sebaik-baiknya
SukaDisukai oleh 1 orang
He he he kacau memang.
Dan di dunia nyata banyak juga lho yang ribut dan perang mulut gara2 itu. Kemarin suami cerita di bus yang dia tumpangi terjadi perang mulut hanya karena itu. Sampai akhirnya penumpang pada gerah dan menyuruh turun.
SukaSuka
dan setelah kejadian itu SUami Ito ambil alih kemudi bus ya
haahaa
SukaDisukai oleh 1 orang
Ha ha ha,,, nggaklah.
Kan bukan di film 😄
SukaSuka
ya.
aku berharap masalah pilpres segera usai
SukaDisukai oleh 1 orang
Sama…
Dan semoga Damai 🙏
SukaSuka