Kategori
Daily Stories Review Produk

Ternyata Alat Suntik BKKBN berbeda dengan Alat Suntik Lain

Sebenarnya aku membuat tulisan ini secara tidak langsung memberi tahu kebodohanku sendiri. Tetapi tak apalah, daripada ada lagi yang mengalami. Jadi siapa tahu dengan berbagi pengalaman, tidak terjadi lagi kesalahan seperti yang kulakukan.

Sejak April 2018, aku pindah tugas ke Kantor Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di kota kami ditempatkan di UPTD Kecamatan. Sebagai pegawai di instansi KB, kami juga harus menggarap calon akseptor (istilah para penyuluh) supaya dengan sukarela memberi diri untuk memakai alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi calon akseptor.

Untuk metode kontrasepsi jangka panjang, calon akseptor diarahkan ke faskes dan bila perlu didampingi oleh penyuluh ataupun kader KB.

Cerita ini pun diawali ketika kami mendampingi calon akseptor untuk pemasangan implant sebagai salah satu jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.

Karena kebetulan basicku dari kesehatan, jadi sewaktu pemasangan aku ikut mendampingi bidan yang akan memasang. Bidan itu pun minta tolong supaya aku membantu menyedot obat anastesi lokal (Lidocain) ke spuit 3 cc .

Aku pun mengeluarkan spuit dari bungkusnya, mengetatkan persambungan nald dan mendorong udara keluar. Karena itulah yang dilakukan bila memakai spuit yang biasa di rumah sakit ataupun yang kita beli di apotek.

Dan, krek … tiba-tiba terdengar suara seperti patah dan ternyata spuit sudah rusak, penarik tidak bisa bergerak lagi .

Ketika aku memberitahukan hal itu kepada bidan, dia pun tertawa dan mengatakan memang begitulah spuit untuk suntik KB. Memang didesain hanya untuk pemakaian 1 kali pakai otomatis rusak. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan perlakuan terhadap spuit bekas tersebut. Memang seharusnya semua spuit dissposible di pelayanan kesehatan harus sekali pakai dan langsung dimusnahkan karena spuit digunakan untuk memasukkan cairan obat/ bahan tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan cara menusukkan kemudian memindahkan ataupun mendorong cairan obat ke dalam tubuh. Dalam proses itu sebagian cairan tubuh kemudian mencemari atau berada di dalam alat suntik yang telah dipakai, di dalam jarum dan tabung suntik, ikut serta di dalamnya berbagai unsur kimia tubuh dan mungkin pula kuman/ bibit penyakit yang berbahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itulah maka spuit tersebut harus dimusnahkan. Tetapi mengingat sebelum terjadi pemusnahan bisa saja terjadi penyimpangan, misalnya ada pemulung ataupun orang yang tidak mengerti yang mengumpulkan dan memakai untuk keperluan lain dimana hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya penularan penyakit berbahaya tanpa disadari.
Itulah sebabnya spuit BKKBN didesain khusus.

Demikian panjang lebar penjelasan ibu bidan tersebut kepadaku. Setelah aku cari dan baca lagi, memang benar seperti itu adanya.

Jadi, dalam pemakaian spuit tidak boleh mendorong penuh sebelum mengisap cairan obat/mengisi tabung. Karena itu akan membuat spuit menjadi rusak sebelum dipakai seperti yang aku alami.

Begitulah pengalamanku dengan spuit BKKBN yang ternyata berbeda dengan spuit yang biasa aku pakai. Semoga tidak ada yang mengulangi kesalahan seperti yang kulakukan. Karena sayang sekali kalau ada spuit yang terbuang percuma, rusak sebelum dipakai .

Terakhir, sebagai pengingat untukku, “Tidak ada yang salah dengan tidak tahu, yang salah adalah kalau kita tidak mau tahu dan tidak mau belajar.”

-GASSMOM-
Pematangsiantar, 270918

note:-

spuit = alat suntik-

akseptor KB =peserta KB

Sumber gambar : Dokumentasi Pribadi

Tulisan ini sudah pernah diunggah di PlukMe.

Iklan

Oleh Sondang Saragih

Semua baik, apa yang Tuhan perbuat dalam hidupku.
Everymoment Thank God.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s